Ditambah, menurut dia penampilan Indonesia masih jauh dari kata sempurna karena menurutnya masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus dibenahi.
"Menurut saya, kami seharusnya dapat lebih banyak menguasai bola. Namun para pemain beberapa kali melakukan kesalahan kontrol, mengoper sehingga bola sering hilang," tutur Mochizuki.
Senada dengan pelatihnya, penyerang Claudia Scheunemann menyoroti kekurangan timnya saat melawan Kirgistan. Menurut striker 16 tahun itu, Indonesia masih sering bermain terburu-buru, sehingga serangan yang dibangun banyak menemui jalan buntu. Ia berharap, para pemain bisa bermain lebih besar dalam membongkar pertahanan lawan.
Baca Juga: Kronologi Mahasiswa KKN UGM Meninggal Akibat Speedboat Terbalik di Perairan Debut Maluku
Selain itu, Claudia juga menyoroti pentingnya kekompakan, terutama karena Indonesia kini diperkuat oleh empat pemain diaspora baru, yaitu Isa Warps, Iris Joska de Rouw, Emily Julia Frederica Nahon, dan Felicia Victoria de Zeeuw.
Menurut Claudia, dengan bermain lebih kompak, maka kemenangan untuk Indonesia akan datang lebih mudah.
"Jangan lihat dari skor aja ya, yang penting kita mainnya sebagai tim, mainnya kompak, mau menang berapa kosong itu nanti urusan besok," kata Claudia.
Sementara itu, sorotan tertuju pada Isa Warps. Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap itu berharap bisa mencetak gol kembali saat menghadapi Pakistan untuk memamerkan selebrasi khusus.
Pada gol pertamanya, Isa melakukan selebrasi dengan menunjuk langit dengan tangan kanannya, yang bermakna memberikan penghormatan untuk neneknya yang sudah meninggal, yang menurutnya ikut "menyaksikan dan membantunya dari surga".
Dan kini, setelah selebrasi dengan menunjuk ke langit sebagai penghormatan untuk mendiang neneknya, kali ini Isa berencana melakukan selebrasi chin-up ala Ole Romeny, penyerang timnas Indonesia yang menjadi idolanya.
Baca Juga: BRI Fokuskan Langkah Transformasi di Seluruh Aspek Operasional dan Bisnis
"Mungkin lain kali, karena akan berseleberasi seperti ini (chin up) seperti Ole, karena dia adalah idola saya," kata Isa.
Tak hanya Isa yang dinantikan penampilannya, kontribusi tiga pemain diaspora juga menarik dilihat perkembangannya. Iris, Emily, dan Felicia tampil solid di posisinya masing-masing. Namun, Mochizuki merasa ketiga pemain itu, ditambah Isa, bisa berbuat lebih banyak lagi dari yang mereka tampilkan melawan Kirgistan.
Pada akhirnya, kemenangan besar melawan Pakistan nanti bukan hanya menjaga peluang untuk lolos, tetapi juga "pemanasan" sebelum bertarung dengan negara peringkat 42 dunia Taiwan pada laga terakhir, yang berpotensi sebagai duel hidup mati yang menentukan siapa yang melaju ke Piala Asia Putri 2026. *