Meski dilahirkan dari pengalaman sebagai ABK, lagu-lagu pada album tersebut relate untuk siapa saja. Lirik-liriknya berbicara tentang kekuatan, perjuangan, cinta ibu, dan pentingnya tidak menyerah.
“Kalau kita merasa lelah saat berproses, itu tidak apa-apa, yang penting bangkit lagi,” kata Kenneth Trevi.
Menurut Kenneth Trevi, “Tak Runtuh” bukan hanya nama album, namun adalah gambaran jiwanya. Meski hidupnya penuh tantangan, Kenn tak pernah benar-benar menyerah. Kalau ditanya, susah nggak? Bisa nggak?
Jawaban Kenn selalu: Nggak susah. Bisa. Aku Pasti Bisa. Bahkan saat ia menangis, kesal, dan frustasi, Kenn selalu bangkit dan menyelesaikan apa yang ia mulai.
Peluncuran album Tak Runtuh – Kenneth Trevi akan digelar dengan konsep intimate live performance bersama band, untuk pertama kalinya dalam karier Kenn.
Acara tersebut juga akan disiarkan live di YouTube Senada Digital Records, agar teman-teman Kenn di seluruh Indonesia bisa ikut menyaksikan momen bersejarah tersebut.
Tak kalah istimewa, peluncuran album perdana Kenneth Trevi akan menghadirkan Dr. Purboyo Solek, Sp. A (K), dokter yang menangani Kenn sejak kecil.
Kehadiran beliau bukan hanya sebagai bentuk dukungan medis, tapi juga sebagai sumber inspirasi bagi para orang tua yang memiliki anak dengan kondisi serupa.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Purboyo mengatakan, “Saya ingin berbagi bahwa semua pasti bisa. Kenn adalah buktinya.”
Rulli Aryanto, Produser dan Pemilik label Senada Digital Records, menyebut bahwa walaupun industri musik kini serba digital, merilis album tetap punya makna besar.
Album itu prestise. Kenn sudah konsisten merilis single selama dua tahun, jadi sudah waktunya dia punya album.
“Ini baru mini album, tapi ke depan akan ada full album. Support terus ya!,” kata Rulli penuh antusias.
Progress Kenneth Trevi tak main-main. Rulli menambahkan bahwa musikalitas Kenn semakin matang, meski suaranya berubah dari anak-anak ke remaja.
Bahkan, kini Kenn mulai terlibat dalam proses produksi. Rulli berharap suatu hari nanti Kenn bisa jadi arranger atau produser. Mereka optimis, akan terus ‘tak runtuh’ dalam proses tersebut.
Dr. Purboyo menegaskan bahwa musik bisa menjadi terapi efektif bagi anak disleksia. Musik menuntut imajinasi, kreativitas, kerja keras, dan bakat.