HARIAN MERAPI - Salah satu sepeda motor lawas atau antik adalah DKW, singkatan dari Dampf Kraft Wagen termasuk motor bersejarah di Indonesia.
Konon, ketika belum banyak yang memiliki sepeda motor, sebagian orang berduit membeli motor DKW dan menjadi alat transportasi membanggakan.
Seiring perjalanan waktu, semakin sulit menemukan orang yang mengendarai DKW di jalan-jalan. Bahkan DKW biasa dijadikan koleksi ataupun klangenan.
Baca Juga: Sembilan Terduga Teroris Kelompok JI Ditangkap Densus 88 di Jawa Tengah
Salah satu warga Sidomulyo Godean Sleman, Dulladi yang akrab disapa Pak Dul termasuk yang senang mengoleksi DKW. Saat ini tinggal satu unit, yakni DKW Hummel TS buatan Jerman pada 1968 silam.
“Alhamdulillah, DKW ini masih saya rawat dengan baik. Ketika ada yang mau membeli, saya mengatakan belum akan dijual,” ungkap Pak Dul, baru-baru ini.
Bahkan ketika ada yang akan menjual DKW, ia siap membeli, jika harganya cocok dan kondisinya masih bagus. Demikian pula jika ada yang mau menjual motor-motor lawas merk/type lain.
Artinya pula, Pak Dul malah ingin mencari tambahan koleksi motor DKW. Atau juga motor lawas lain, namun yang sesuai dengan kriterianya.
Baca Juga: Ammar Zoni Kembali Jadi Tersangka Narkotika, Urine Positif Ganja dan Sabu
“Apalagi motor-motor lawas keluaran Yamaha, misalnya Yamaha minthi dan lainnya yang dirakit sebelum 1990. Saya lebih senang dan siap membeli, kalau harganya cocok,” tandas Pak Dul.
Khusus motor DKW, lanjutnya, lebih mudah perawatannya. Sampai sekarang masih ada juga yang menjual sparepart, bisa secara offline maupun online.
Meskipun produsen asli DKW sendiri sudah tak memproduksi lagi, baik motor maupun suku cadang yang dibutuhkan. Ia sendiri merasa senang dan bangga, motor DKW-nya masih ori termasuk catnya.
Baca Juga: Ganjar: Saya Tidak Mengkritik Jokowi, tetapi Menjawab Secara Jujur
“Tampilan fisik motor DKW menurut saya juga unik. Digunakan untuk jalan-jalan santai seperti pagi atau sore hari cocok juga,” urainya.
