Menlu RI Dorong Diversifikasi Produk Vaksin ke Negara Berkembang, Ini Penjelasannya

photo author
- Jumat, 6 Agustus 2021 | 14:10 WIB
Tangkapan layar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan sambutan pada konferensi internasional tentang kerja sama vaksin Covid-19 yang berlangsung secara virtual pada Kamis (5/8/2021). ( ANTARA/HO-Kemlu RI)
Tangkapan layar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan sambutan pada konferensi internasional tentang kerja sama vaksin Covid-19 yang berlangsung secara virtual pada Kamis (5/8/2021). ( ANTARA/HO-Kemlu RI)


JAKARTA, harianmerapi.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong perlunya diversifikasi produk vaksin ke negara berkembang. Pernyataan itu disampaikan saat berbicara pada konferensi internasional The First Meeting of the International Forum on Covid-19 Vaccine Cooperation yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (5/8/2021).

“Kita harus mendorong solidaritas dan kerja sama internasional untuk mempercepat vaksinasi global, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi vaksin. Hal ini dapat dicapai salah satunya melalui diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang,” kata Retno dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/8/2021).

Lebih lanjut, Menlu Retno menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk membantu negara berkembang dalam penguatan infrastruktur esensial, pusat penelitian, jalur produksi, fasilitas pendingin (cold storage), dan sumber daya manusia.

Baca Juga: Lewati Halaman Pidato Hiroshima, PM Jepang Suga Minta Maaf

Pada saat yang sama, kolaborasi internasional harus dapat memfasilitasi akses ke bahan baku, pembebasan hak kekayaan intelektual, transfer teknologi termasuk untuk vaksin mRNA, serta skema pembiayaan yang sehat.

Sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC Engagement Group, Menlu RI juga menyampaikan pentingnya dukungan semua negara kepada mekanisme berbagi vaksin COVAX, sebagai satu-satunya platform global yang menjamin kesetaraan akses bagi semua.

Selain itu, COVAX juga perlu segera mengeksplorasi alokasi vaksin untuk 20 persen populasi khususnya untuk negara berpenghasilan rendah.

Baca Juga: MAKI Akan Gugat Ketua DPR RI Puan Maharani, Ini Kasusnya

Konferensi internasional tersebut diikuti oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, para menlu dan pejabat tinggi lebih dari 23 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika, serta perwakilan organisasi internasional lainnya.

Partisipasi Menlu RI pada konferensi itu merupakan upaya diplomasi Indonesia yang terus berkomitmen dalam mendorong semua negara untuk mempererat solidaritas dan kolaborasi dalam menanggulangi pandemi termasuk menjadikan vaksin sebagai barang publik global, serta kesetaraan akses dan distribusi vaksin bagi semua negara.

Konferensi menghasilkan dokumen berupa Joint Statement of the International Forum on Covid-19 Vaccine Cooperation.

Baca Juga: OJK Purwokerto Ingatkan Masyarakat Jangan Sampai Terjebak Pinjol Ilegal

Negara-negara yang berpartisipasi pada konferensi tersebut termasuk Argentina, Brazil, Chile, China, Kolombia, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, Hungaria, Indonesia, Kenya, Malaysia, Meksiko, Maroko, Pakistan, Filipina, Federasi Rusia, Serbia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.

Selain itu juga berpartisipasi perusahaan vaksin dan lembaga riset vaksin dari negara terkait seperti Sinopharm, Sinovac, Bio Farma, dan Gamelaya Center Rusia untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, lembaga riset, dan perusahaan vaksin untuk penanganan pandemi Covid-19.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X