SLEMAN, harianmerapi.com - Gunung Merapi mengalami 156 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu 3 November 2021 pukul 00.00-24.00 WIB.
Disampaikan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Kamis (4/11/2021), selain gempa guguran, pada periode pengamatan tersebut juga tercatat delapan kali gempa hibrid atau fase banyak, 45 kali gempa embusan, dan satu kali gempa tektonik.
Dari pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tebal dengan ketinggian sekitar 100 meter di atas puncak.
Baca Juga: Pemain PSS Irfan Jaya Saingi Ketajaman Striker Asing Dalam Jumlah Gol di Liga 1
Pada periode pengamatan itu, tercatat 12 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur 1.500 meter ke arah barat daya.
Selain itu, laju deformasi Gunung Merapi yang diukur BPPTKG selama tiga hari menggunakan electronic distance measurement (EDM) tidak terukur karena cuaca berkabut.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Baca Juga: Vaneza Angel dan Suaminya Akan Dimakamkan Bersebelahan
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Kali Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. *