SLEMAN, harianmerapi.com - Saat pandemi Covid-19 belum berakhir, tak sedikit kelompok- kelompok di masyarakat banyak mengurangi kegiatan yang sifatnya memicu kerumunan. Meski demikian tetap berusaha menjaga silaturahmi seperti pertemuan dibuat terbatas, bertahap, tetap menjaga jarak, memakai masker maupun protokol kesehatan (prokes) penting lainnya.
Menurut Ketua Pembina Orang dengan Disabilitas Psikososial (ODP) ‘Luhur Jiwo’ Sidoluhur Godean Sleman, Serma Hari Priyanto, pertemuan rutin ODP dan kader Luhur Jiwo di balai desa setempat saat pandemi Covid-19 banyak ditiadakan. Namun, tetap ada cara tersendiri untuk tetap bisa menjaga silaturahmi. Apalagi kelompok ini mempunyai lahan pertanian menempati tanah kas desa seluas 400 meter persegi.
“Jumlah ODP di Sidoluhur ada 25 orang dengan kader atau yang mendampingi atau membina ada tujuh orang. Secara bergantian dengan didampingi kader, ODP ada pertemuan di kebun pertanian sekaligus merawat tanaman yang ada, misalnya dari menyirami, membersihkan rumput dan memanen. Pertemuan seperti ini bagian dari silaturahmi, bahkan secara berkala juga ada pertemuan dengan Zoom,” urai Hari, Senin (6/9/2021).
Baca Juga: Sumur Tua Mau Dibinasakan karena Ada Penunggu Wanita Cantik
Hari yang juga Babinsa Sidoluhur menjelaskan, jenis tanaman pertanian di kebun Luhur Jiwo, antara lain ada mentimun, tomat cabe, kacang panjang, terung dan bayam. Dalam waktu dekat, bahkan akan memelihara beberapa jenis ikan air tawar. Tak kalah penting, pihaknya juga banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak, misalnya dari Pusat Rehabilitasi Yakkum Yogyakarta, misalnya lewat Community Organizer Yakkum (untuk beberapa kealurahan di Godean, dikoordinir oleh Bena Handy Sadewa).
“Kami sebagai kader juga ada kunjungan atau silaturahmi rutin ke rumah-rumah ODP dan harus tetap menerapkan prokes dengan baik,” tambah salah satu kader Luhur Jiwo, Yustina Wardani.
Sedangkan di Kelompok Tani Ternak Domba Migunani Senuko Sidoagung Sleman, pertemuan rutin tetap ada, yaitu dengan meminjam tempat di ruang sekretariat Masjid Baitussalam pedukuhan setempat. Artinya juga tak berputar ke rumah-rumah anggota/pengurus. Selain itu setiap peserta berusaha menerapkan prokes dengan baik, bahkan ada peserta yang mengikuti jalannya acara di luar ruangan.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 1: Rumah Tangga Baru yang Sepi
“Termasuk juga ketika ada arisan domba di kelompok Migunani, prokes kami laksanakan dengan baik. Kegiatan seperti ini bagian dari tetap menjaga silaturahmi yang mempunyai banyak manfaat, serta membangun ekonomi berjamaah,” ungkap salah satu pengurus Migunani, Edy Antoro.
Menurutnya Kelompok Tani Ternak Domba Migunani suatu saat dapat juga berada di bawah Yayasan Baitussalam dengan Ketua Dewan Pembinanya Drs H Bambang Widiatmoko, serta Wakil Ketua Drs H Robingun. Keduanya sangat berpengalaman dalam bidang membangun ekonomi berjamaah, sehingga bisa benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat atau umat secara luas. Jika berada di bawah Yayasan Baitussalam, tepatnya berada di bidang Sosial dan Ekonomi.
Baca Juga: Bajangrejo Purworejo Ditetapkan Sebagai Desa Antipolitik Uang
Sementara itu Joko S dari kelompok pedagang bakso asal Wonogiri mengungkapkan, pertemuan rutin serta arisan dari kelompoknya juga tetap dilaksanakan dengan menerapkan prokes ketat. Selain arisan, maupun ramah-tamah ada pula pembahasan seputar yayasan yang didirikan oleh kelompok pedagang bakso asal Wonogiri. Yayasan ini banyak bergerak di bidang sosial, ekonomi dan keagamaan. Salah satu kegiatan sebagai ajang silaturahmi, yakni adanya pertemuan rutin dan arisan.*
