Meski Tren Kasus Menurun, Indonesia Jangan Longgarkan Prokes, Dengarkan Usulan Peneliti Maarif

photo author
- Jumat, 3 September 2021 | 11:25 WIB
Peneliti Senior Ma'arif Institut dan tokoh muda Pasaman Endang Tirtana.  (Antara/Ist)
Peneliti Senior Ma'arif Institut dan tokoh muda Pasaman Endang Tirtana. (Antara/Ist)

JAKARTA, harianmerapi.com - Mengamati tren penurunan kasus Covid-19 di Tanah Air, pemerintah diingatkan untuk tidak melonggarkan protokol kesehatan (prokes).


Indonesia harus belajar dari AS yang melonggarkan prokes pascavaksinasi Covid-19 yang kemudian diikuti melonjaknya kasus Covid-19.

Peringatan tersebut disampaikan peneliti Maarif Institute Endang Tirtana yang mengharapkan agar Indonesia tidak melonggarkan protokol kesehatan, karena belajar dari pengalaman Amerika Serikat.

Baca Juga: Pegawai KPI Korban Pelecehan Seks Cari Keadilan Sejak 2017, Komnas HAM Pastikan Ada Tindak Pidana

Endang Tirtana dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat (3/9/2021), mengatakan Indonesia harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat yang terlalu euforia pasca vaksinasi Covid-19 dan melonggarkan pergerakan masyarakat secara luas.

Akibatnya, katanya, kasus melonjak dan rumah sakit mulai kekurangan oksigen. Pada Jumat 27 Agustus 2021, Amerika Serikat mengalami kenaikan Covid-19 mencapai 191.165 kasus.

“Target vaksinasi di Indonesia memang terus mengalami percepatan, tapi ini bukan lantas membuat masyarakat abai dan mulai mengendurkan protokol kesehatan. Karena vaksin buat berarti bebas dari Covid-19,” kata Endang.

Endang Tirtana mengatakan negara tetangga Indonesia saat ini memperlihatkan lonjakan yang signifikan.

Baca Juga: KPK Panggil 17 Tersangka Jual Beli Jabatan Kades yang Menjerat Bupati Probolinggo

Sebagai contoh seperti di Singapura, Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam. Lonjakan kasus serupa juga pernah terjadi pada awal Juli 2021 lalu.

Karena itu pula, pemerintah diharapkan tidak terburu-buru melonggarkan mobilitas masyarakat di tengah penurunan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Penegakan protokol kesehatan harus tetap di tegakkan mengingat sejumlah negara tetangga tengah mengalami lonjakan penularan.

Kemudian, dia mengatakan pencapaian vaksinasi di Jakarta memang tinggi dibandingkan daerah lain. Ketimpangan ini yang seharusnya segera dapat diisi agar penyebaran kasus tidak kembali melonjak di saat penularan virus Corona ingin tengah melandai.

Baca Juga: Sehari Usai Bebas dari Penjara, Saipul Jamil Langsung Tampil di Teve

“Pembatasan memang tidak bisa menghentikan penularan, tapi ini efektif mengurangi penyebaran Covid-19. Pemulihan ekonomi tidak akan optimal jika akhirnya terjadi lonjakan kasus dan kembali dilakukan PSBB atau pun PPKM lagi,” kata dia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X