JAKARTA, harianmerapi.com - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin curhat saat berdiskusi dengan Deddy Corbuzier seputar pandemi Covid-19 yang ditayangkan di podcast magician tersebut.
Menkes Budi Gunadi meyakini jika kecepatan mutasi virus sangat ditentukan oleh pergerakan manusia, karena mutasi dapat terjadi saat ada penularan.
Lonjakan kasus Covid-19 diperkirakan Budi masih akan terus terjadi selama virus belum bisa dikendalikan.
Baca Juga: Menkes Penasaran Dokter Gunawan yang Selamatkan Nyawa Deddy Corbuzier
"Vaksin jadi satu cara yang paling efisien menangkal corona bermutasi," katanya pada podcast Deddy Corbuzier, Rabu (25/8/2021).
Syaratnya, lanjut Budi, 70 persen populasi di Indonesia telah seluruhnya terlindungi oleh vaksin atau disebut sebagai kekebalan kelompok.
Hampir 18 bulan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, sejumlah produsen vaksin menghadirkan beragam produk di Indonesia seperti Sinovac, Coronavac dan Sinopharm yang berplatform inactivated virus, Pfizer dan Moderna berplatform mRNA, AstraZeneca dan Sputnik-V berplatform Adenovirus.
Baca Juga: Deddy Corbuzier Cerita ke Menkes Pengalaman Diserang Badai Sitokin, Bawa-bawa Nama Jerinx
Sebagian besar vaksin tersebut saat ini sudah hadir di Indonsia. Namun bagimana dengan kemanjurannya terhadap varian baru SARS-CoV-2 yang kini ada?.
Kemenkes baru saja merampungkan riset terhadap vaksin berplatform mRNA di Amerika Serikat dan Israel yang memiliki laju penyuntikan dosis lengkap vaksin di atas 50 persen. Hasilnya menunjukkan terjadi penurunan efikasi yang cukup drastis terhadap varian Delta.
Lonjakan kasus di Amerika Serikat dalam sepekan terakhir hampir menyentuh angka 200 ribu kasus konfirmasi per hari dari gelombang sebelumnya mencapai angka 250 ribu per hari dengan jumlah pasien dirawat mencapai 70 persen dari gelombang sebelumnya.
Baca Juga: Apa Itu Badai Sitokin yang Hampir Merenggut Nyawa Deddy Corbuzier?
"Namun angka kematian di Amerika Serikat relatif lebih rendah meskipun masih menunjukkan tren penambahan kasus," katanya.
Situasi yang sama juga terjadi di Israel yang kini mendekati puncak kasus sebelumnya sekitar 80 persen.