Satu kali panen, kelompoknya mendapatkan total hasil produksi sebanyak 4.327 kilogram.
Jumlah dari beberapa kali panen parsial, lama budidaya 10 bulan, dengan biaya operasional menghabiskan dana sebesar Rp 72 Juta.
Dengan Food Conversi Ratio (FCR) 1,3 atau untuk mendapatkan daging gurami satu kilogram membutuhkan pakan sebanyak 1,3 kg pelet.
Baca Juga: Hobi Mendatangkan Rezeki, Harga Merpati Tomprang Diklaim Bisa Tembus Rp 1 Miliar, Ini Faktanya
Sehingga nilai produksi mendapat 4.327 kg X Rp 35 ribu per kg sama dengan Rp 151 juta.
Bila dikurangi biaya produksi sebesar Rp 72 juta, keuntungannya Rp 79 juta, selama 10 bulan, sehingga rata-rata penghasilan per bulan Rp 7,9 juta per kolam atau hampir Rp 8 juta.
"Coba bayangkan kalo memiliki 10 kolam saja? Mari kita memanfaatkan potensi di sekitar kita, salah satunya dengan budidaya gurame," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo Trenggono Trimulyo mengapresiasi kinerja Pokdakan Trunojoyo Kalurahan Triharjo yang sukses melakukan budidaya gurame dengan sistem central drain.
Baca Juga: Kicau Mania Antusias Ikuti Lomba Piala APBN Jogja Istimewa 2022
Meski dengan konstruksi kolam sederhana, Pokdakan Trunojoyo mempunyai hasil yang luar biasa, potensi pasar juga masih terbuka.
Komoditas gurame ini memang menjanjikan karena bila dihitung rata rata produksi untuk lahan hasil produksi gurami yang dibudidayakan secara intensif bisa mencapai 33,8 kg atau senilai Rp 1,2 juta per meter dalam 10 bulan pemeliharaan budidaya.
"Untuk itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulonprogo akan selalu mendorong pemanfaatan lahan lahan pekarangan dengan budi daya perikanan khususnya budi daya gurami," katanya. *