klaten

Airlangga Gelar Haul Ki Ageng Gribig, Tafsirkan Warisan 'Apem' Sebagai Upaya Majukan Ekonomi

Jumat, 24 September 2021 | 06:41 WIB
Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto (kiri) bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf saat mengikuti haul Ki Ageng Gribig, di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2021). (ANTARA/HO-)

KLATEN, harianmerapi.com - Warisan 'apem' dari seorang ulama besar Jawa yang berdakwah di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Ki Ageng Gribig, adalah sebagai upaya memajukan ekonomi.

Demikian tafsir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat mengadakan haul Ki Ageng Gribig di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2021) malam.

Dalam haul tersebut hadir di antaranya Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, Habib Umar Al Muthohar, Rois Syuriah PWNU KH Ubaidillah Shodaqoh, Gus Ghofur Maimoen Zubair, Ketua MUI Jateng dan pengasuh pesantren dari Pati, Kudus, Habib dan Kiai se Solo Raya dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Habib Ja'far al Kaff Diabadikan Sebagai Nama Jalan di Kudus Gantikan Jalan Masjid

Sebagai tuan rumah haul, Airlangga mengatakan dirinya hadir di acara itu bukan sebagai Ketua Umum Partai Golkar dan juga Menko Perekonomian.

Ki Ageng Gribig memiliki kebiasaan membagikan apem dengan melantunkan wirid Ya Qowiyyu. Airlangga mengatakan apa yang dirinya lakukan bersama keluarga sebagai upaya melestarikan tradisi yang diwariskan Kia Ageng Gribig.

Salah satunya adalah warisan tradisi bagi-bagi kue apem kepada masyarakat yang disebut Airlangga bermakna untuk memajukan perekonomian masyarakat.​​​​​​​

Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 27: Takut Mudharatnya Pacaran

Airlangga mengatakan apa yang ia lakukan bersama keluarga sebagai upaya melestarikan tradisi yang diwariskan Kia Ageng Gribig.

"Sebagai dzurriyah, anak cucu, cicit yang selalu nyadong berkah ke leluhur. Kami rutin mengadakan haul Ki Ageng Gribig, menjalankan amanat ayah saya Pak Hartarto. Harapannya, tidak lain dan bukan kami takzim kepada leluhur. Rasa terima kasih selama hidupnya menyebarkan agama Islam, berjuang melawan penjajahan dan berjuang untuk Indonesia," katanya dalam siaran persnya.

Ketua Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN) ini mengharapkan atas washilah leluhurnya Ki Ageng Gribig pandemi Covid-19 bisa segera diangkat dan ekonomi kembali pulih.​​​​​​​

Baca Juga: Pentingnya Membangun Kesetiakawanan Sosial dalam Kehidupan Manusia

Airlangga menceritakan bahwa Ki Ageng Gribig memiliki kebiasaan membagikan apem dengan melantunkan wirid Ya Qowiyyu.

Meski demikian dalam dua tahun ini, Airlangga mengaku tidak melakukannya karena masih berasa dalam suasana pandemi Covid-19.

Airlangga juga mengaku, bersama keluarga mendapatkan inspirasi menafsirkan kata apem. A diartikan sebagai akar sejarah yang kuat yakni menjaga tradisi, budaya dan warisan para pahlawan bangsa.

Baca Juga: Bantul Butuh Satu Syarat Lagi untuk Turun ke PPKM Level 2

Huruf P diartikan persatuan dan kesatuan yakni menjaga kerukunan, menanamkan toleransi, menjaga kemajemukan dan kebinekaan.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, huruf E berarti ekonomi kerakyatan pembangunan ekonomi harus dipusatkan untuk kemakmuran rakyat dan huruf M diartikan masyarakat yang maju, beragama, ber-akhlakul kharimah (akhlak yang terpuji), terciptanya masyarakat yang maju, berilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan iman dan takwa, berbudi pekerti luhur.

"Nilai-nilai APEM inilah menjadi garis perjuangan saya dimanapun saya berada. Dan ini menjadi amanah keluarga untuk dijaga dan dijalankan," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini