1
HARIAN MERAPI - Sudah sepuluh hari KM Sanjaya 86 tak ditemukan setelah hilang kontak di Selat Bali.
Basarnas Bali pun menghentikan proses pemantauan kapal ikan yang hilang tersebut.
Dalam keterangannya di Denpasar, Kepala Kantor Basarnas Bali I Nyoman Sidakarya mengatakan bahwa sampai saat ini tidak ada tanda-tanda keberadaan kapal yang hendak melaut ke zona penangkapan ikan tersebut.
Baca Juga: Polisi masih selidiki kasus penipuan Mario Teguh, empat saksi dipanggil, ini mereka
“Komunikasi saya terakhir pada hari ini, KM Sanjaya 18 maupun KM Sanjaya 98 masih melakukan pencarian. Apabila nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal, dimungkinkan untuk kembali melaksanakan pemantauan,” kata dia, Selasa.
Sidakarya menjelaskan Basarnas Bali pertama kali menerima laporan hilangnya KM Sanjaya 86 dari agen kapal, yaitu PT Sentral Benoa Utama pada Sabtu (22/7).
Saat itu mereka mengirim pesan singkat yang mengatakan kapal ikan tersebut mengalami kebocoran, namun dalam perkembangannya pihak agen menyatakan kapal dihantam gelombang.
Surat persetujuan layar yang diajukan oleh nakhodanya telah disetujui syahbandar di pelabuhan perikanan untuk bertolak dari Pelabuhan Benoa pada Kamis (20/7) pukul 16.30 Wita, sehingga paling lambat 24 jam setelah izin keluar, kapal harus meninggalkan pelabuhan.
Akhirnya Basarnas Bali berkoordinasi dengan VTS Benoa untuk mengumumkan adanya kapal ikan hilang kontak di sekitar Selat Bali sembari menggali informasi dari SROP, syahbandar, Polair, dan KSOP.
Selama pencarian kondisi cuaca tidak begitu bersahabat, bahkan BMKG menyatakan wilayah tersebut gelombangnya tinggi mencapai 2,5-4 meter.
Tak bekerja sendirian, PT Sentral Benoa Utama juga menurunkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98 serta pemantauan udara dengan menggunakan Fly Bali.
“Namun, upaya tersebut hasilnya masih nihil, tidak terlihat ada puing-puing kapal, barang-barang yang mudah mengapung ataupun ceceran bahan bakar,” ujar Sidakarya.
Baca Juga: Mobil ngebut di Jalan Siliwangi Sleman tabrak 'Pak Ogah' hingga tewas, ini kronologinya