nusantara

Dirjen Perhutanan Sosial sebut bencana meteorologi jadi pengingat pentingnya menjaga alam

Selasa, 9 Desember 2025 | 12:00 WIB
Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Sieharto SE bersama Dirjen Perhutanan Sosial Catur Endah Praseriani P SSi MT, saat menyalurkan bantuan bibit pohon indigofera dan empon-empon kepada KUPS di Balai Desa Sensangsari, Pengasih, Kulon Progo,  Senin (8/12/2025). ( Foto: Koko Triarko)
 
HARIAN MERAPI - Direktur Jenderal Perhutanan Sosial Catur Endah Prasetiani menyebut bencana meteorologi yang terjadi di berbagai daerah menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan alam.
 
Dia menegaskan, bencana meteorologi yang terjadi di berbagai daerah juga menjadi pengingat bahwa menjaga keseimbangan alam terutama hutan dan lingkungan bukan pilihan, melainkan keharusan.
 
"Hutan lestari akan menjadi benteng alam kehidupan dan becana, yang patut dijaga dengan keterlibatan aktif masyarakat," katanya.
 
Baca Juga: 3 film pendek diputar di Kampung Satwa Moyudan Sleman, bagian dari rangkaian kegiatan Hari Antikorupsi Sedunia 2025
 
Dirjen Perhutanan Sosial Catur Endah Prasetiani, mengatakan hal itu dalam sambutan pembukaan Bimtek Peningkatan Kapasitas Kelompok Usaha  Perhutanan Sosial (KUPS) di Balai Desa Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo, Senin (8/12/2025).
 
Dihadiri Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto SE dan Bupati Agung Setyawan, Bimtek Peningkatan Kapasitas KUPS diikuti oleh puluhan perwakilan Ketua KUPS yang ada di Kabupaten Kulon Progo.
 
Dalam acara tersebut, Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto SE turut menyalurkan bantuan bibit pohon indigofera sebanyak 6.000 batang, dan bibit empon-empon seperti kunyit, jahe, dan kapulaga, sebanyak 1.200 kilogram.
 
"Terima kasih kepada Ditjen Perhutanan Sosial, karena bantuan bibit pohon indigofera dan empon-empon bisa diberikan tahun ini," kata Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto SE, dalam sambutan.
 
Putri Presiden Soeharto dalam sambutannya juga mengatakan, jika pihaknya meyakini hutan lestari akan terwujud kalau masyarakat sekitar dilibatkan dan merasakan manfaat ekonominya.
 
Baca Juga: Penerapan Good University Governance yang bersih dan bebas korupsi melalui IDOLA serta Gatotkaca Mesra, begini rinciannya
 
Dia mengatakan pula, Bimtek Peningkatan Kapasitas KUPS akan menjadi kunci untuk memastikan program-program Ditjen Perhutanan Sosial dan Kementerian Kehutanan dapat diimplementasikan.
 
Menurut Ketua Komisi IV DPR RI yang karib disapa Titiek Soeharto, bimtek tersebut juga akan menjadi modal meningkatkan kemampuan KUPS, melalui penguatan kelembagaan kelompok, pengembangan usaha berbasis hasil hutan bukan kayu, dan jasa lingkungan, serta meningkatkan kapasitas dan keterampilan teknis anggota KUPS.
 
"Melalui bimteks ini, KUPS akan dibekali pengetahuan dan strategi agar dana bantuan bisa menjadi stimulus nyata untuk kemandirian ekonomi," katanya.
 
Titiek Soeharto berharap, agar KUPS bisa memanfaatkan bimtek untuk belajar dan mengembangkan usaha bersama, sehingga akan muncul usaha baru yang kreatif.
 
"Bantuan bibit indigofera dan empon-empon merupakan permintaan masyarakat, sehingga kami berharap agar ditanam dan dirawat dengan baik," harap Titiek Soeharto, pula.
 
Baca Juga: Jembatan Kewek Rusak Parah, Jembatan Kleringan Dibuat Dua Arah dengan Lampu APILL
 
Bantun bibit pohon indigofera sebanyak 6.000 batang, diberikan kepada 14 kelompok KUPS, dan 1.200 kilogram bibit empon-empon diberikan kepada 20 kelompok.
 
Dirjen Perhutanan Sosial Catur Endah Prasetiani, menyebut bantuan bibit merupakan bentuk komitmen dan dorongan kuat dari DPR RI dan Kemenhut, agar program perhutanan sosial bisa mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu hutan lestari dan masyarakat sejahtera.
 
Dia mengungkapkan, hingga saat ini capaian program perhutanan sosial mencapai 8,3 juta hektar, dan lebih dari 11.065 unit SK melibatkan 1,4 juta KK.
 
"Selain itu, juga sudah terbentuk 15.925 kelompok perhutanan sosial yang mengembangkan usaha hutan bukan kayu, dan jasa lingkungan," ungkapnya.
 
Dirjen Perhutanan Sosial mengemukakan, berbagai potensi pengelolaan hutan di Kulon Progo meliputi budidaya empon-empon seperti jahe, kunyit, dan kapulaga.
 
Kemudian, juga pengembangan pangan lokal seperi ubi, garut, talas, serta pemanfaatan hutan kayu di Gunung Kidul, dengan komoditas kayu jati, mahoni, dan sengon.
 
Baca Juga: Klasemen Grup C SEA Games 2025 Usai Indonesia Dikalahkan Filipina 0-1
 
"Juga jasa lingkungan berbasis ekowisata, yang dulu Kulon Progo menjadi pioner, dengan memanfatkan lanscape dan budaya masyarakat setempat sebagai sumber ekonomi masyarakat," kata Dirjen Perhutanan Sosial Catur Endah Prasetiani.
 
Dia mengatakan, bahwa ke depan Kementerian Kehutanan akan menetapkan arah kebijakan prioritas seperti mendorong penguatan KUPS agar punya badan hukum dan usaha  seperti koperasi.
 
"Kemudian, juga mendorong pembangunan lintas sektor di setiap kabupaten dan kota," katanya.
 
Sementara itu, Bupati Kulon Progo Agung Setyawan mengapresiasi diadakannya bimtek penguatan KUPS di wilayahnya. 
 
Agung Setyawan mengatakan, di wilayah bagian barat dan utara Kulon Progo masih banyak tanah perhutanan yang bisa dikelola, agar masyarakat bisa berdaya.
 
"Kami menyambut baik, apapun programnya untuk kesejahteraan masyarakat," kata Bupati Kulon Progo Agung Setyawan.*
 
 

Tags

Terkini