nusantara

Begini kondisi psikis anak di lokasi bencana banjir Sumatera, ini yang dilakukan Komdigi

Minggu, 7 Desember 2025 | 07:00 WIB
Aktivis Maia Janitra saat mengisi Program Mobil Dukungan Psikososial oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di lokasi pengungsian Akademi Maritim Sapta Samudra, Kecamatan Koto Tengah, Kota Padang. (ANTARA/HO-Kemkomdigi)


HARIAN MERAPI - Anak-anak di lokasi bencana kondisinya sangat memprihatinkan, sehingga membutuhkan pendampingan.


Pendampingan harus terus dilakukan guna memulihkan kondisi psikis mereka.


Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus hadir dalam memberikan pemulihan psikis anak-anak terdampak banjir dan longsor di Sumatra Barat, yang berkolaborasi dengan Save the Children dan Universitas Negeri Padang (UNP).

Baca Juga: Peruntungan Shio Naga dan Shio Ular besok Minggu 7 Desember 2025, hindari tuntutan hukum jika memungkinkan

Dosen Ilmu Komunikasi UNP, Evelynd mengatakan bahwa pendekatan yang dilakukan untuk memulihkan psikis anak-anak ini dilakukan dengan menyenangkan, agar anak-anak kembali bangkit, bersemangat, dan mampu fokus menghadapi ujian sekolah pascabencana.

“Kegiatan dibuat menyenangkan agar anak bisa kembali fokus. Banyak dari mereka memasuki masa ujian sekolah sehingga pendampingan ini sangat penting untuk mengembalikan stabilitas emosi,” kata Evelynd melalui keterangan resminya, Sabtu.

Dia melanjutkan bahwa pemulihan terhadap anak-anak ini memiliki tingkat yang berbeda, setelah mereka menghadapi traumatis, sehingga pendampingan perlu dilakukan secara bertahap dan melibatkan orang tua.

“Anak bisa menjauhi gawai jika didampingi dan diberi batasan. Yang paling penting adalah edukasi kepada orang tua tentang informasi apa yang layak dikonsumsi anak,” tegas Evelynd.

Baca Juga: Ramalan zodiak Gemini dalam sepekan mulai Minggu 7 Desember 2025, sebelum Anda bertindak gegabah, luangkan waktu untuk memikirkannya

Dalam kegiatan ini, pihaknya menyajikan beragam aktivitas yang tidak bersinggungan langsung dengan gawai. Justru, kegiatan ini menghadirkan kekuatan yang lebih ampuh melalui pendampingan orang tua.

Kegiatan yang melibatkan orang tua dan anak ini diisi dengan beragam aktivitas seperti kuis, menggambar, membaca cerita, dan permainan kolaboratif. Pendekatan ini dinilai efektif membantu anak kembali berinteraksi dan memulihkan rasa aman setelah tinggal di pengungsian.

“Tinggal di posko membuat rutinitas mereka berubah. Pendampingan harus dipercepat agar anak tidak terlalu lama berada dalam ketidaknyamanan itu,” jelasnya.

Program ini sejalan dengan penerapan PP Nomor 17 Tahun 2025 (PP Tunas) yang menekankan pelindungan anak dari risiko digital. Regulasi tersebut mengatur filter usia, kewajiban platform, dan persetujuan orang tua.

Baca Juga: Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si: 'Meraih keseimbangan hidup dalam perspektif Al-Quran'

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memastikan pemulihan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra.

Halaman:

Tags

Terkini