“Sudah cukup sampai di sini, jangan ada penyertaan modal lagi. Cukup berleha-lehanya, cukup gampanginnya, cukup aji-aji mumpungnya. Ayo sekarang kita benerin Garuda bareng-bareng,” tegasnya.
Abdul menekankan pentingnya disiplin dan tata kelola yang lebih profesional, apalagi Garuda merupakan maskapai nasional yang membawa nama negara.
Sorotan Soal Efisiensi: Pesawat Baru Untung Kalau Terisi 150 Persen
Abdul turut menyinggung persoalan efisiensi operasional Garuda, termasuk perhitungan beban biaya pesawat.
Laki-laki berusia 33 tahun itu menyebut bahwa ada ketimpangan antara struktur biaya Garuda dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan.
“Satu pesawat Garuda ini baru bisa untung kalau terisi 150 persen. Jadi 25 persen di sayap kanan, 25 persen di sayap kiri. Berarti kan sebenarnya dari dalamnya nih, Pak,” ucapnya.
Pernyataan tersebut menggambarkan betapa tidak sehatnya struktur biaya dan manajemen operasional Garuda Indonesia selama ini, sehingga mustahil mencapai profitabilitas tanpa pembenahan mendalam.
DPR Minta 3 Inisiatif Utama dalam 3 Bulan
Menutup intervensinya, Abdul meminta Glenny menyampaikan tiga inisiatif utama yang akan dijalankan dalam waktu tiga bulan ke depan untuk memastikan arah pembenahan Garuda berjalan konkret dan terukur.
“Jikalau diberikan waktu 3 bulan, saya ingin tanya, Pak, tiga inisiatif utama yang dijalankan itu apa,” ujar Abdul.
Pertanyaan itu menegaskan bahwa DPR menginginkan langkah-langkah cepat, strategis, serta dapat dievaluasi dalam jangka pendek untuk melihat efektivitas kepemimpinan baru di tubuh maskapai pelat merah tersebut. *