HARIAN MERAPI - Petani kentang di lereng gunung Perahu Desa Wates Kecamatan Wonoboyo Temanggung berharap harga kentang dapat naik dan mendapat pupuk bersubsidi.
Seorang petani Marliyah (60) mengatakan harga kentang saat ini pada titik terendah yakni Rp9.000 per kilogram di tingkat petani.
"Petani biasanya membawa pulang kentang usai dipanen di lahan. Pengepul atau pedagang lantas mengambilnya di rumah," kata Marliyah ditemui di tengah aktivitas di ladang.
Baca Juga: Pamit ke Ladang, Warga Saptosari Gunungkidul Tewas di Dalam Gubuk, Ini Dugaan Penyebabnya
Disampaikan harga kentang pada harga normal berkisar Rp11.000 hingga Rp12.000 per kilogram, sedangkan terbaik Rp15.000 per kilogram.
Dia tidak mengetahui penyebab harga kentang saat ini murah. Padahal kualitas kentang terbilang bagus.
Maka itu harapannya di musim hujan ini harga bisa meningkat setidaknya pada Rp12.000 atau Rp15.000 per kilogram.
Dia mengatakan di musim penghujan petani harus mengeluarkan dana berlebih untuk perawatan tanaman kentang, sebab biasanya akan banyak serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Baca Juga: Soal sisa bantuan stimulan puso 2023, Bupati Pati ngotot tagih Pemerintah Pusat
Dalam satu tahun, kata dia, dari lahan satu hektar yang dimilikinya bisa panen tiga kali. Tiap panen rata-rata mendapatkan 2,5 ton kentang.
"Ada kentang yang tidak dipanen, sebagian kentang yang baik ditinggal di lahan untuk dijadikan benih atau ditanam lagi," kata dia.
Dia berharap petani mendapat kucuran pupuk bersubsidi untuk memangkas biaya produksi.
Baca Juga: Cegah serangan monyet, warga dan Perhutani tanam 4000 batang pohon buah
Ketua Forum Masyarakat Wates Bersatu, Setyoko mengatakan selama ini petani kentang di daerah tersebut belum pernah mendapat pupuk bersubsidi.