“Itu dimungkinkan nanti pemprov dan pemda kabupaten membangun dapurnya di sekolah, sehingga bisa menggerakkan orang tua siswa untuk bersama-sama menjadi relawan pengelola MBG,” terang Dedi.
Dedi juga menekankan agar tenaga kerja direkrut dari wilayah setempat, sehingga program tidak hanya meningkatkan gizi siswa tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.
Polisi Awasi Ketat Program MBG
Dalam kesempatan berbeda, Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) telah berkomitmen untuk mengawal program MBG agar berjalan sesuai standar yang sesuai aturan.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan menuturkan pihaknya menurunkan tim khusus untuk melakukan penyelidikan insiden yang sempat terjadi di KBB itu.
“Kepolisian membantu melalui Satgas Pengawasan, agar program MBG ini berjalan dengan baik, aman, dan tidak menimbulkan dampak negatif," ujar Hendra di Mapolda Jabar, Bandung, pada Senin, 29 September 2025.
"Kami masih dalam tahap evaluasi, dan ke depan pengawasan akan lebih ketat lagi,” imbuhnya.
Temuan Labkesda: Ada Bakteri Pembusuk
Baca Juga: Apa Arti PU 608, Slogan yang Kini Mengiringi Wajah Baru Kementerian PU
Hasil uji laboratorium Dinas Kesehatan Jabar (Labkesda) menemukan dua jenis bakteri pembusuk, Salmonella dan Bacillus cereus, dalam sampel makanan MBG.
Kepala UPTD Labkesda, dr. Ryan Bayusantika Ristandi, menjelaskan sumber bakteri berasal dari komponen karbohidrat.
“Hasil pemeriksaan kami menunjukkan adanya bakteri pembusuk yakni Salmonella dan Bacillus cereus yang berasal dari komponen karbohidrat dalam makanan,” ujar Ryan dalam pernyataan resminya di Bandung, pada Minggu, 28 September 2025.
Baca Juga: BGN buka kesempatan bagi kantin sekolah untuk ajukan titik agar dapat kolaborasi dengan SPPG
Ryan menambahkan, makanan yang disimpan terlalu lama pada suhu ruang tanpa pengendalian suhu rentan menimbulkan bakteri.