kulonprogo

Nyadran Agung digelar tanpa gunungan, dipastikan tak kehilangan makna

Rabu, 19 Februari 2025 | 18:54 WIB
Pelaksanaan Nyadran Agung 2025 di Rumah Dinas Bupati Kulon Progo. (Foto : Amin Kuntari)

HARIAN MERAPI – Pemkab Kulon Progo menggelar Nyadran Agung di rumah dinas bupati setempat, Rabu (19/2/2025). Namun kali ini, pelaksanaan tradisi jelang Ramadhan itu sedikit berbeda karena tidak diwarnai prosesi perebutan gunungan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Nyadran Agung 2025 berlangsung sederhana. Hal ini dikarenakan adanya efisiensi anggaran.

“Tidak ada gunungan yang diperebutkan, hanya berupa doa bersama dan kenduri,” kata Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo, Eka Pranyata.

Eka menegaskan, hal yang terpenting dalam pelaksanaan Nyadran Agung adalah doa bersama untuk para pemimpin Kulon Progo terdahulu serta orang-orang yang pernah mengabdi di kabupaten ini sebelumnya. Karenanya, pelaksanaan Nyadran Agung dipastikan tidak kehilangan makna.

Baca Juga: PWK berikan penghargaan kepada Organisasi Relawan Sedulur Rescue Yogyakarta

“Jumlah peserta Nyadran Agung 2025 juga berbeda. Hanya terdiri dari Forkopimda, pimpinan OPD, serta Panewu dan Lurah di Kulon Progo sebanyak 150 orang, tidak ada masyarakat yang berebut gunungan,” jelasnya.

Pj Bupati Kulon Progo, Srie Nurkyatsiwi memastikan, pelaksanaan Nyadran Agung yang lebih sederhana tidak mengurangi makna tradisi tersebut.

Doa-doa demi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Kulon Progo tetap dipanjatkan oleh para pesrta nyadran.

“Kita sama-sama berdoa agar Kulon Progo tetap sejuk, tenang, damai dan sejahtera serta dijauhkan dari segala macam marabahaya,” ucapnya.

Siwi kemudian meminta masyarakat untuk bersinergi dan berkolaborasi melestarikan budaya Nyadran. Kebudayaan yang telah berkembang ini hendaknya tetap dilestarikan, sehingga menjadi warisan budaya yang dinikmati generasi selanjutnya. (*)

 

Tags

Terkini

Pemkab Kulon Progo Salurkan Bantuan Alsintan

Selasa, 27 Mei 2025 | 20:00 WIB