HARIAN MERAPI - Pemkab Kulon Progo melalui Dinas Kesehatan setempat terus berkomitmen menciptakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Salah satunya melalui Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Sermo, Kompleks Pemkab Kulon Progo, Selasa (4/2/2025).
Topik utama pembahasan dalam FGD tersebut adalah tentang penutupan etalase rokok di minimarket/ retail wilayah Kulon Progo. Kebijakan ini akan dimulai secara bertahap pada Maret hingga April 2025.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan, Setda Kulon Progo, Jazil Ambar Was'an mengatakan, FGD diselenggarakan untuk mengawal Perda KTR.
Kebijakan ini merupakan tindaklanjut penegasan aturan sebelumnya mengenai kawasan dilarang merokok dan larangan kegiatan merokok melalui operasi yustisia.
Baca Juga: Pura-pura minta minum, pencuri gasak sepeda motor
"Tanggapannya positif. Terbukti, mereka berinisiatif untuk menutup sendiri display rokok di minimarket masing-masing," ungkap Jazil.
Dijelaskannya, Kulon Progo telah menjadi kabupaten pionir penegasan kawasan larangan merokok di Indonesia sejak 10 tahun lalu. Dengan demikian, perlu adanya pengawalan dan komitmen terhadap Perda KTR.
"Agar semangat kita mengawal perda ini lebih kenceng lagi," tutur Jazil Ambar.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, dr Sri Budi Utami menyampaikan, langkah penutupan display rokok sudah diberlakukan di Bandara YIA untuk uji coba.
Baca Juga: Terobosan Baru, BPBD Karanganyar Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Lewat Live TikTok!
Tujuannya, untuk menciptakan bandara sehat, dimulai dari proses sosialisasi, hingga pelaksanaan.
"Yang terpenting adalah komitmennya terlebih dahulu. Mereka boleh menjual rokok tetapi tidak vulgar dan mencolok," ujar Budi.
Langkah ini dilakukan untuk melindungi anak-anak dari visual rokok yang ditampilkan pada etalase toko. Sehingga, anak-anak tidak terpengaruh dengan iklan rokok.
"Kami sudah sosialisasikan hal ini ke beberapa retail. Mereka sudah berkomitmen untuk menjadikan Kulon Progo kabupaten vital dan strategis untuk melaksanakan KTR," katanya. (*)