nusantara

Mengenal Brucellosis, penyakit yang ancam hewan ternak sekaligus bisa menular ke manusia

Minggu, 17 November 2024 | 16:50 WIB
Kepala Dinas Peternakan Aceh Zalsufran (tengah) meninjau ternak milik warga di Aceh Barat Daya, Minggu (17/11/2024). (ANTARA/HO-Disnak Aceh)

HARIAN MERAPI - Kasus penyakit Brucellosismasih tinggi di Provinsi Aceh, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan cepat.

Kepala Disnak Aceh Zalsufran di di Blangpidie, Abdya, Minggu (17/11/2024), mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menemukan kasus Brucellosis di beberapa daerah di provinsi itu.

Oleh sebab itu, tim pengendalian penyakit Brucellosis Aceh masih bekerja di lapangan meskipun beberapa wilayah sudah bebas dari kasus tersebut.

“Penyakit ini tergolong zoonosis, Brucellosis tidak hanya mengancam kesehatan hewan ternak, tetapi juga dapat menular ke manusia, sehingga memerlukan penanganan yang tepat dan serius,” kata dia seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Inilah sejumlah lokasi di Jakarta Utara yang terdampak banjir rob

Zalsufran juga melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) untuk meninjau langsung penanganan kasus Brucellosis yang masih tinggi

Disnak Aceh menerima laporan yang menunjukkan ada beberapa ternak di Abdya, khususnya sapi, yang mengalami keguguran yang terindikasi terinfeksi Brucellosis.

“Kami segera menurunkan tim agar penanganan di Abdya maksimal dan bisa bebas secepatnya. Saya sangat khawatir terhadap penyakit ini yang menular ke manusia, maka harus ada penanganan yang tepat dan serius serta melibatkan semua pihak,” ujarnya.

Ia menambahkan pentingnya pengawasan ketat dalam penanganan hewan yang terinfeksi.

Baca Juga: BRI Berikan Kemudahan dan Keuntungan Maksimal Bagi Calon Nasabah dalam Ajang KPR BRI Property Expo 2024

Ia juga mengimbau Pemkab Abdya dalam pengadaan ternak agar terlebih dahulu melakukan pemeriksaan di laboratorium veteriner Disnak Aceh.

“Ini penting agar sapi atau ternak yang masuk ke wilayah Abdya sehat dan bebas dari penyakit. Hal ini juga berlaku bagi kabupaten/kota se Aceh,” ujarnya.

Menurut Zalsufran, hewan yang terkena penyakit tersebut diperbolehkan untuk dipelihara namun harus di kandang isolasi dan tidak dilepas liar.

Baca Juga: Siklon tropis Man-Yi berada di Laut Filipina, BMKG minta masyarakat waspada

“Saat sudah gemuk, disembelih, dan dagingnya boleh dijual asalkan melalui pengawasan ketat oleh dokter hewan berwenang setempat,” ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini