HARIAN MERAPI - Kenaikan harga telur ayam ras dan daging ayam di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bikin resah warga termasuk pelaku usaha lantaran menambah beban pengeluaran.
Lonjakan harga tersebut telah terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Walaupun begitu daya beli masyarakat terhadap telur dan daging ayam dinilai masih terjangkau meski tergolong tinggi.
Baca Juga: Mangkrak Puluhan Tahun, Pasar Jetis Salatiga Segera Dibangun Investor Senilai Rp 8 Miliar
Pantauan di pasar harga telur saat ini mencapai Rp 27 hingga Rp 29.000 per kilogram. Sementara di tingkat. Peternak berkisar Rp 26.000 per kilogram.
Harga daging ayam juga naik dari Rp 34.000 per kilogram kini mencapai Rp 38 per kilogram.
Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan (Dinkopdag) Kabupaten Temanggung Pontjo Marbagyo mengatakan kenaikan harga telur dan daging dipengaruhi faktor komponen pakan ternak yang mengalami kenaikan.
"Kenaikan ini pada harga jagung yang saat ini telah mencapai Rp 6.600 hingga Rp 6.800 per kilogram berpengaruh pada kenaikan harga ayam dan telur," kata dia, Sabtu.
Baca Juga: Pansus Dibentuk, DPRD Bakal Selidiki Proyek Besar TWR Salatiga Senilai Rp 10,1 Miliar
Peternak menaikan harga, terang dia, sebab jika harga tetap atau turun akan merugikan usaha mereka. Permintaan atas telur dan daging ayam dari masyarakat juga ada kecenderungan meningkat di sejumlah daerah.
Dikatakan faktor lain adalah permintaan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program makan bergizi gratis. Namun dinilai tidak begitu signifikan berpengaruh sebab menu telur dan daging tidak setiap hari.
Dia mengatakan tiap pekan melaporkan pergerakan harga telur dan daging ayam pada rapat tim pengendalian inflasi daerah. Berdasar kajian keduanya tidak terlalu mempengaruhi inflasi.
"Temanggung sendiri belum pernah masuk dalam 10 daerah yang mengalami inflasi tinggi maupun rendah. Temanggung berada di antara keduanya,"kata dia.
Baca Juga: Wakil Bupati Karanganyar Adhe Eliana tegaskan standar higienis MBG harus dipenuhi, SOP pun diseriusi
Diterangkan, Pemkab belum akan melakukan intervensi pasar seperti operasi pasar untuk pengendalian harga telur dan daging ayam. Sebab kenaikan dinilai wajar. Intervensi justru akan merugikan masyarakat terutama peternak dan pedagang.