HARIAN MERAPI - Sebanyak 50 orang mengikuti sekolah Serikat Buruh, yang digelar Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY. Pelatihan ini digelar di Kaliurang, DIY pada Sabtu (20/9) hingga Minggu (21/9).
Ketua MPBI DIY Irsyad Ade Irawan mengatakan pelatihan bagi pekerja dan buruh ini dilakukan rutin setiap tahunnya. Dari total peserta, 70 persennya adalah perempuan dari berbagai serikat buruh yang ada di DIY.
"Kami melihat kondisi saat ini dibutuhkan peningkatan partisipasi perempuan dalam serikat buruh maupun dalam bidang advokasi kebijakan publik. Maka kami gelar pelatihan ini," kata Irsyad, di sela kegiatan.
Dengan demikian, serikat bisa mengadvokasi kasus maupun kebijakan. Sehingga para pekerja buruh ini betul-betul bisa mendapatkan perlindungan dan memperjuangkan kesejahteraan secara maksimal.
Menurutnya, Sekolah Serikat Buruh tahun ini pihaknya sengaja memberikan kuota peserta mayoritas perempuan. Lanjut Irsyad, MPBI menginginkan pelatihan ini berbeda dengan yang sebelumnya.
Baca Juga: Kejar target Pemerintah Pusat, tinggal 12.000 hektar luas lahan didorong tanam padi MT III
"Biasanya yang datang pesertanya laki-laki. Jadi ini kita menekankan bahwa perempuan harus punya porsi yang lebih banyak untuk datang dalam acara ini," tandasnya.
Irsyad mengungkapkan setiap tahunnya Sekolah Serikat Buruh memiliki tema yang berbeda. Tahun 2024 temanya adalah tentang pekerja buruh itu bisa mengadvokasi secara hukum maka kemarin temanya sekolah paralegal.
"Untuk tahun ini adalah pengarusutamaan keadilan gender dan advokasi hak pekerja perempuan. Ini agenda tahunan dari MPBI DIY," ujar Irsyad.
Sementara itu Dwi Mawarti Woro Wening, salah satu peserta Sekolah Serikat Buruh mengaku lewat sekolah ini bisa lebih tahu bagaimana hak-hak sebagai seorang buruh perempuan baik secara hukum maupun aspek lainnya.
"Saya baru sekali ikut sekolah ini. Ya harapan saya agar teman-teman pekerja perempuan itu lebih paham tentang hak-haknya," ungkap perempuan asal Serikat Buruh Pimpinan Unit Kerja Taru Martani ini.(*)