“Sebagian anggota dan pengurus Sanggar Bambu berusaha dapat hadir di Kampung Satwa, bahkan ada yang mengajak keluarga masing-masing,” ungkapnya.
Dadah Subagja dari Sanggar Bambu termasuk yang mengajak istri dan dua anaknya. Anak sulungnya yang lulus ISI Yogyakarta, bahkan mengajak sejumlah temannya, baik dari ISI Yogyakarta maupun UNY.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, misalnya bisa saling silaturahmi, saling menyemangati berkarya dengan baik dan mengasah kepekaan dengan kondisi maupun lingkungan sekitar,” tegasnya.
Hal senada diungkap Ketua Kolcai Jogja, Aida Makmur (Idho), dengan saling bertemu dan berkarya bisa memberi banyak manfaat maupun rasa senang tersendiri.
“Setelah jalan-jalan, melihat aneka satwa, akhirnya bisa menjadi inspirasi karya lukis. Peserta yang tergabung di Kolcai mayoritas menggunakan media kertas dan cat air,” jelasnya.
Ketika ada yang tak menggunakan cat air, termasuk membuat karya sketsa, lanjut Idho, dipersilakan pula. Sedangkan melukis bersama yang diprakarsai Kolcai sebulan sekali dengan tempat pindah-pindah.
Ia pun berharap, melukis bersama yang diinisiasi Kampung Satwa, Moyudan bisa terselenggara secara berkala, dan berkolaborasi dengan sejumlah pihak, penting diterapkan.*