Pemerintah perlu hati-hati beli pesawat Boeing 777, ini alasannya....

photo author
- Senin, 21 Juli 2025 | 14:15 WIB
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menjadi pembicara dalam "Diskusi Publik: Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Ekonomi" di Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA/Uyu Septiyati Liman)
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menjadi pembicara dalam "Diskusi Publik: Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Ekonomi" di Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA/Uyu Septiyati Liman)

HARIAN MERAPI - Pemerintah perlu bersikap hati-hati terhadap komitmen Indonesia untuk membeli 50 unit pesawat Boeing 777 dari Amerika Serikat (AS), yang menjadi bagian dari hasil negosiasi tarif dagang antara kedua negara.

Menurut ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin, pemerintah perlu berhati-hati terhadap kesepakatan tersebut, mengingat pesawat yang akan dibeli merupakan model lama yang dinilai kurang efisien.

“Ini pesawat model lama yang terkenal tidak nyaman dan tidak efisien, kalah jauh dibanding adiknya, (Boeing) 787,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/7/2025).

Berdasarkan situs EM Airplane, harga dasar satu unit Boeing 777 baru diperkirakan sekitar 330 juta dolar AS atau setara Rp5,3 triliun.

Baca Juga: Waspadai penipuan lewat CS palsu, begini cara mencegahnya

Namun, maskapai biasanya mendapatkan potongan harga signifikan karena pembelian dalam jumlah besar, melalui negosiasi maupun diskon pelanggan.

Selain itu, Wijayanto menilai Boeing 777 merupakan pesawat berbadan lebar (wide-body) yang lebih cocok untuk rute jarak jauh, bukan untuk kebutuhan penerbangan domestik di Indonesia.

“Ini pesawat wide body yang cocok untuk long overhaul, padahal Garuda lebih butuh (Boeng) 737. Jika memaksakan memanfaatkan untuk international flight, Garuda akan kalah saing dengan SQ, Thai, Qatar, Turkish,” jelasnya seperti dilansir Antara.

Sebagaimana diketahui, ukuran pesawat yang terlalu besar membuat Boeing 777 kurang efisien untuk pasar domestik. Ini menyebabkan kursi kerap kosong, sementara biaya operasional seperti bahan bakar dan perawatan sangat tinggi.

Baca Juga: PSISa Salatiga berlaga di Piala Soeratin 2025 di Pati Jateng, begini suasana pelepasannya

Selain itu, banyak bandara domestik di Indonesia yang belum mampu menampung pesawat sebesar itu.

Adapun sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa komitmen pembelian pesawat Boeing merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai maskapai nasional.

"Memang kita kan perlu (pesawat Boeing) untuk membesarkan Garuda, Garuda adalah kebanggaan kita," ujar Prabowo saat memberikan keterangan pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (16/7).

Presiden Prabowo menilai Garuda Indonesia memiliki peran simbolik sebagai pembawa identitas bangsa yang lahir pada masa perjuangan kemerdekaan.

Baca Juga: Anak usia 2 tahun harus sudah diajari buang air di toilet, begini saran psikolog

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X