Ada wacana susu diganti daun kelor untuk program Makan Bergizi Gratis, Muhaimin: Masih simulasi

photo author
- Rabu, 25 Desember 2024 | 19:25 WIB
 Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar memantau pemberian makan siang bergizi untuk pelajar dan santri di Jombang, Jawa Timur, Jumat (20/12/2024). ( ANTARA/HO-Pesantren Denanyar jombang)
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar memantau pemberian makan siang bergizi untuk pelajar dan santri di Jombang, Jawa Timur, Jumat (20/12/2024). ( ANTARA/HO-Pesantren Denanyar jombang)

HARIAN MERAPI - Wacana penggantian susu dengan makanan berbahan daun kelor masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat belakangan ini.

Namun Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas) Muhaimin Iskandar menyatakan hal itu masih proses simulasi

"Ya itu masih proses semua, ya, simulasi. Sinkronisasi pusat, daerah, lokalitas," ujar Muhaimin di Jakarta, Rabu (25/12/2024).

Wacana penggunaan daun kelor sebagai bahan makanan alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) diutarakan Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana.

Baca Juga: Tasamuh kunci keharmonisan hidup berbangsa dan bernegara

Dadan mengatakan tak semua daerah akan mendapatkan menu yang sama. Menu akan disesuaikan dengan lokalitas yang ada di suatu daerah tertentu.

Menurut Dadan, telur ayam dapat memenuhi kebutuhan protein, sementara daun kelor menyediakan kalsium yang biasanya dapat terpenuhi melalui susu.

Menanggapi hal tersebut, Muhaimin yakin Badan Gizi Nasional sudah menghitung nutrisi dan gizi dari setiap asupan makanan. Di sisi lain, pemerintah terus melakukan simulasi agar masyarakat yang menjadi sasaran mendapat gizi yang seimbang.

"Tentu itu kewenangan badan gizi, tapi mereka pasti menghitung betul jumlah kalori, protein, kemudian karbonnya itu betul-betul seimbang. Karena itu simulasi ini terus dilakukan semoga sukses," kata dia seperti dilansir Antara.

Baca Juga: Cegah Serangan Tikus, Petani Sukoharjo Diminta Patuhi Pola Tanam Serempak, Ini Tujuannya

Ia setuju program MBG ini mengutamakan lokalitas bahan makanan. Karena nantinya akan menjadi sebuah ekosistem perekonomian, utamanya bagi UMKM lokal.

"Tapi saya sebagai bagian dari proses itu berharap lokalitas itu digunakan. Kalau kelornya bagus, kelor. Kalau UMKM lokal terlibat, harus dilibatkan" katanya.

"Peternak susu supaya murah, tumbuhkan. Jadi ke depan peternak susu harus tumbuh di daerah supaya terjangkau harganya," ujar dia menambahkan.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X