Fenomena unik Pilkada DKI, paslon elektabilitas tinggi berpotensi kalah, ini sebabnya menurut analis

photo author
- Minggu, 8 September 2024 | 10:30 WIB
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio.  (ANTARA/I.C. Senjaya)
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio. (ANTARA/I.C. Senjaya)



HARIAN MERAPI - Pilkada serentak sebentar lagi digelar di Indonesia. Salah satunya di DKI Jakarta.


Analis komunikasi politik Hendri Satrio menyebut pasangan calon (paslon) yang memliki elektabilitas tinggi berpotensi kalah di Jakarta, mengapa ?


Menurut Hendri Satrio ini memang fenomena unik, yakni pasangan calon yang memiliki elektabilitas tinggi berdasarkan survei malah akan menelan kekalahan.

Baca Juga: Sangat penting untuk berhati-hati terutama jika mengirim sesuatu yang berharga, simak peruntungan Shio Kelinci sepekan mulai Minggu 8 Septembee 2024

Menurut dia, selama ini belum pernah ada calon yang memiliki survei elektabilitas tertinggi bisa memenangkan Pilkada Jakarta.

"Dulu Fauzi Bowo pas 2012 itu surveinya tinggi, kalah sama Jokowi. Ahok juga sama, 2017 memiliki survei tinggi, tumbang oleh Anies, jadi menurut saya biasanya yang surveinya tinggi justru kalah di Pilkada Jakarta," kata pria yang akrab disapa Hensat itu di Jakarta, Sabtu.

Menurut Hensat kemenangan pasangan calon di Pilkada Jakarta ditentukan oleh kuatnya basis akar rumput partai pengusung.

Hensat melanjutkan, sejarah itu terbukti sejak Pilkada Jakarta digelar secara langsung pada tahun 2007 lantaran hanya satu kali paslon yang didukung banyak parpol memenangkan kompetisi.

Baca Juga: Anda melihat kehidupan dari sudut pandang baru, simak ramalan zodiak Taurus sepekan berlaku mulai Minggu 8 September 2024

Hal tersebut terjadi ketika Fauzi Bowo mengalahkan Adang Daradjatun dari PKS di tahun 2007.

"Sisanya? Jokowi menang karena akar rumput PDI Perjuangan di 2012, namun Anies Baswedan di 2017 juga bermodalkan akar rumput PKS-Gerindra berhasil mengalahkan Basuki Tjahja Purnama yang diusung PDI Perjuangan, Golkar, Hanura, dan Nasdem," lanjutnya.

Saat ini, Pilkada Jakarta diramaikan oleh nama-nama besar seperti Ridwan Kamil dari Golkar dan Pramono Anung dari PDI Perjuangan. Hingga saat ini, Hensat belum bisa memastikan elektabilitas mana yang paling tinggi dan berpotensi memenangi kursi Gubernur Jakarta.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X