HARIAN MERAPI - Menjelang berakhirnya pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman yang digelar oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sleman yaitu 31 Mei 2024, sejumlah tokoh politik mulai berdatangan untuk mengembalikan berkas pendaftaran.
Kali ini, tokoh PKB Sleman, H Sukamto bersama rombongan datang ke kantor DPC PDIP Sleman sekitar jam 10.00 WIB untuk mengembalikan berkas formulir pendaftaran.
Mereka diterima Sekretariat DPC PDIP Sleman Gustan Ganda, Wakil Ketua Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan Dr HM Iwan Setiawan SH MHum dan Wakil Ketua Rinung Sunarsa, Rabu (29/5/2024).
Pada kesempatan itu, Gustan Ganda menyampaikan bahwa Sukamto mengembalikan berkas pendaftaran berbeda dengan pendaftar sebelumnya. Dalam kolom posisi atau jabatan, Sukamto tidak memilih secara tegas apakah posisi bupati atau wakil bupati.
"Di kolom posisi jabatan, Pak Kamto tidak melingkari atau mencoret salah satu. Alasannya kenapa, silakan nanti tanyakan sendiri kepada yang bersangkutan," kata Ganda.
Diakui, DPC PDIP Sleman tidak mewajibkan pendaftar untuk memilih salah satu posisi kepala daerah. Artinya, apabila tidak memilih, maka pendaftar telah menyerahkan dan mempercayakan sepenuhnya keputusan partai khususnya DPP PDIP.
Ditegaskan, menjelang ditutupnya masa pendaftaran yang dilakukan PDIP Sleman, peta politik pada Pilkada 2024 sudah mulai terlihat mengerucut.
Baca Juga: Israel perluas serangan ke Rafah, kirim brigade tempur tambahan, dunia hanya diam
Sebelumnya, pendaftar mengembalikan formulir dengan jabatan bupati, kini posisi wakil bupati mulai dilirik.
"Informasi yang diterima DPC Sleman, Ketua DPRD Sleman, Haris Sugiharta, besok (Kamis, 30 Mei) juga akan mengembalikan formulir posisi wakil bupati," imbuhnya.
Usai menyerahkan berkas pendaftaran, H Sukamto menegaskan bahwa niatnya maju dalam bursa Pilkada Sleman 2024 karena Sleman dinilai memiliki potensi alam yang sangat besar. Sayangnya, keberadaannya belum digali maksimal.
Baca Juga: Pengamat UGM: Pekerja Perlu Kejelasan Sebelum Implementasi Aturan Tapera
"Saya lahir dan besar di Kabupaten Sragen. Tetapi di Sleman sudah sejak 1966. Jadi saya paham betul seluk beluk Sleman," ungkapnya.