Gibran Singgung Pajak Karbon Sebagai Strategi Pembangunan Berkeadilan

photo author
- Minggu, 21 Januari 2024 | 21:30 WIB
Tangkapan layar Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka saat debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (21/1/2024).  (ANTARA/Citro Atmoko)
Tangkapan layar Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka saat debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (21/1/2024). (ANTARA/Citro Atmoko)

HARIAN MERAPI - Calon Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menyinggung pentingnya pemberlakuan kebijakan pajak karbon sebagai salah satu strategi mengarusutamakan pembangunan rendah karbon yang berkeadilan.

Dalam segmen kedua debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (21/1) malam, Gibran menjelaskan tujuan mencapai net zero emission pada tahun 2060, hanya dapat terwujud manakala ada transisi energi dari energi fosil ke energi berbasis nabati secara berkesinambungan.

"Jika kita bicara masalah karbon, tentunya kita harus menyinggung pajak karbon, carbon storage, dan carbon capture," ujar Gibran dilansir dari Antara.

Baca Juga: Survei Charta Politika: Kepuasan Publik kepada Pemerintahan Jokowi Mencapai 76,3 Persen

Agenda ke depan, lanjut dia, harus mendorong transisi menuju energi hijau. Indonesia tidak boleh lagi ketergantungan pada energi fosil.

"Kita dorong terus energi hijau bersumber nabati seperti ​​​​​​​bioetanol, bioavtur, sekarang sudah terbukti dengan adanya B35 dan B40 ini sudah mampu menurunkan nilai impor minyak kita, nilai tambah produksi sawit dalam negeri, dan lebih ramah lingkungan," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gibran menyebut tantangannya ialah mencari titik keseimbangan antara menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan produktivitas, termasuk di antaranya melalui hilirisasi.

Baca Juga: Sebelum Abdee Slank, inilah deretan pejabat yang mundur demi dukung Ganjar-Mahfud

"Kita ingin menggenjot hilirisasi industri, tetapi kita wajib menjaga kelestarian lingkungan. Kita ingin meningkatkan produktivitas petani dan maritim, tetapi kita juga ingin menjaga keseimbangan alam," katanya.

Dalam pelaksanaannya, menurut Gibran, tentu analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) merupakan kewajiban. Begitu pula analisis lingkungan dan sustainability report.

"Jangan sampai alih fungsi lahan yang sekiranya merugikan pengusaha lokal, UMKM lokal, ataupun masyarakat adat setempat, sekali lagi potensi energi baru terbarukan luar biasa sekali. Ada energi surya, angin, bioenergi, panas bumi, kita punya potensi yang besar 3.686 gigawatt," kata Gibran.

Baca Juga: Diisukan mundur dari Kabinet Jokowi, Sri Mulyani hanya menjawab singkat begini...

Dalam segmen pertama debat, Gibran menyinggung pentingnya melanjutkan dan memperluas hilirisasi untuk mengolah kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia.

Ia mengatakan bahwa hilirisasi yang direncanakan pasangan Prabowo-Gibran tidak terbatas pada sektor tambang, tetapi juga pada sektor pertanian, maritim, dan digital.

"Intinya, Indonesia tidak boleh lagi mengirim barang mentah, untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, kami akan dorong transisi menuju energi hijau, seperti bioavtur, biodiesel, dan bioethanol, yang sudah dilakukan meliputi B35 dan B40," ujar Gibran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sutriono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X