HARIAN MERAPI - Erick memiliki dua faktor utama yang membuatnya sebagai cawapres terkuat. Faktor itu adalah dukungan NU plus kekuatan di penggila sepak bola.
Menurut peneliti Indikator Politik, Bawono Kumoro, fans sepak bola adalah ‘Partai Terbesar’ di Indonesia. Dengan dua faktor itu maka tidak mengherankan jika Erick Thohir menjadi cawapres dengan elektabilitas tertinggi di Jawa Timur maupun secara nasional.
Dijelaskan Bawono, elektabilitas Erick Thohir tinggi sejak menjadi ketua umum PSSI. Terlebih sejak dipimpin Erick Thohi banyak prestasi yang dihasilkan PSSI. “Juara di SEA Games, bisa mendatangkan Argentina, Timnas U23 masuk final Piala Asia, dan berbagai gebrakan lainnya. Terakhir bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia U17,” kata Bawono, Minggu (8/10/2023).
Baca Juga: Begini dampak penutupan TikTok Shop bagi ekosistem e-commerce, simak analisis pakar
Dengan berbagai catatan positif ini, lanjut Bawono, publik memberi apresiasi ke menteri yang giat bersih-bersih bumn ini. Apresiasinya dalam bentuk dukungan terhadap Erick Thohir dalam Pilpres 2024.
“Namanya menjadi populer, banyak disukai dan akhinya diapreasi dalam bentuk dukungan untuk diplih sebagai cawapres,” papar dia.
Tingginya elektabilitas Erick Thohir ini, tentu salah satu kontribusinya berasal dari dukungan yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Tingginya suara di Jawa Timur juga karena Erick Thohir mempunyai investasi di sana. Di antaranya menjadi ketua panitia HUT Nahdlatul Ulama (NU), anggota Dewan Kehormatan Banser NU.
Baca Juga: Polusi udara Jakarta makin parah, kota paling berpolusi kedua di dunia, ini indeksnya
Dengan kombinasi NU dan sepak bola maka demografi dukungan Erick di Jatim lengkap. Erick memiliki ceruk dari kalangan santri maupun non santri.
“Tentu hal ini berkontribusi besar dalam pengenalan terhadap Erick Thohir dan dukungan terhadapnya,” kata Bawono.
Dijelaskannya, warga NU tidak pernah monolitik dalam memberikan dukungan politiknya. Sekalipun di sana warga NU terbesar, tapi pemilu dimenangi PDIP bukan PKB. “Dan pemilih PDIP banyak juga yang mengaku pengurus NU,” ungkap dia.
Begitu juga dalam pemilihan figur, menurut Bawono, waga NU juga tidak monolitik. Sekalipun Muhaimin Iskandar lebih santri dibanding calon lain, tidak serta merta pilihannya jatuh ke Muhaimin.(*)