Entog Jadi Satwa Hobi, ke Depan Diharapkan Ada Kontes

photo author
- Jumat, 27 Agustus 2021 | 19:59 WIB
          Entog jenis rambon dan lokal tak rumit perawatannya. (Foto: Sulistyanto)
Entog jenis rambon dan lokal tak rumit perawatannya. (Foto: Sulistyanto)

harianmerapi.com - Unggas dengan nama entog atau sering disebut mentok sudah dikenal berbagai kalangan. Apalagi daging entog punya cita rasa maknyuss.. ketika dimasak menjadi masakan rica-rica. Jenis yang biasa dijadikan entok potong, mayoritas entog lokal.

Hal ini diungkap praktisi peternak entog, Slamet yang di rumahnya juga ada entog jenis rambon serta lokal. Sedangkan jenis entog yang lebih mahal lagi, dengan warna bulu lurik-lurik, yaitu entog jali, ia belum memiliki.

Ketika umurnya sama, harga paling mahal masih ditempati jenis jali lalu disusul rambon. Beberapa komunitas penggemar entog jali dan rambon di Jawa Tengah pernah rutin menggelar kontes entog.

Baca Juga: Penggemar Tanaman Bonsai Kian Bertambah Saat Covid-19 Belum Musnah

“Terutama jenis rambon dan jali memang masih banyak dijadikan sebagai satwa hobi, klangenan atau koleksi. Yang jelas, semua jenis entok cukup mudah perawatannya dan peluang terserang penyakit lebih rendah dibanding jenis unggas lain,” jelas Slamet saat ditemui di tempat tinggalnya kawasan Ambarketawang Gamping Sleman, Jumat (27/8/2021).

Ia pun sangat berharap, suatu saat nanti misalnya setelah pandemi Covid-19 berakhir atau kalau belum berakhir, tapi mayoritas sudah zona hijau, diharapkan kontes entog dapat digelar di berbagai daerah.

Antara lain ada kategori bobot badan, kecantikan (keindahan bulu-bulunya), bahkan bisa juga lomba tangkap entog. Adanya kegiatan seperti ini diyakini akan berpengaruh bagus pada usaha peternakan sampai jual-beli entog.

Baca Juga: Pria pun Perlu Cari Warna Pakaian Sesuai Warna Dasar Kulitnya. Ini Tipsnya.

Dengan kata lain bisa sebagai ikhtiar mengangkat perekonomian para peternak entog. Ketika jumlah entog rambon maupun jali sudah banyak, bisa jadi juga suatu saat menjadi entog potong layaknya entog lokal.

Apalagi kebutuhan daging entog sering meningkat, misalnya mendekati Idul Fitri dan saat liburan panjang. Bahkan pada suasana 17 Agustus sering dijadikan hadiah untuk para pemenang lomba dan dimasak saat malam tirakatan.

“Menjelang Idul Fitri tahun ini, belasan entog di kandang saya bisa terjual. Suatu saat ketika pandemi Covid-19 sudah berakhir, saya yakin bisa semakin ramai jual-beli entog. Pembuat masakan berbahan daging entog dapat menggabungkan cara penjualannya, baik online maupun offline secara maksimal,” urai Slamet.

Baca Juga: Vaksin Dulu, Ngemal Kemudian

Ditambahkan, pakan rutin yang diberikan untuk ternak entog cukup polar atau bekatulnya gandum. Bisa juga dicampur dengan bekatul padi dan sisa-sisa dapur seperti nasi maupun beberapa jenis potongan sayur. Ketika diberi daun pepaya yang diiris-iris, entog juga senang memakannya, bahkan diharapkan bisa semakin mendukung kesehatan entog.

Dalam sehari diberi makan dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Sejak menetas sampai umur kisaran enam bulan, biasanya entok betina sudah bertelur.

“Entog jenis rambon jika dibandingkan yang lokal, perbedaannya antara lain postur lebih tinggi, badan lebih panjang dan berat atau bobotnya lebih banyak. Misalnya, rambon jantan dewasa beratnya bisa sampai kisaran empat Kilogram, sedangkan yang lokal kisaran 2,5 Kilogram,” jelasnya di akhir perbincangan. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

800 Kicau Mania Ramaikan Festival Kajari Sleman Cup 2025

Minggu, 30 November 2025 | 21:30 WIB
X