HARIAN MERAPI - Seseorang berselingkuh bukan tanpa sebab, melainkan ada faktor yang mempengaruhinya.
Boleh jadi, seseorang berselingkuh karena kondisi otaknya, bukan semata-mata meninggalkan istri karena ada wanita lebih cantik. Atau meninggalkan suami gara-gara demi pria yang lebih mapan dan tampan.
Menurut CEO Stress Management Indonesia Coach Pris, seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin, antara perselingkuhan, kesehatan otak, dan kondisi mental seseorang memiliki hubungan yang saling berkesinambungan.
Baca Juga: Kecelakaan maut di Tol Kejapanan arah Sidoarjo, 3 orang tewas akibat bus tabrak pembatas jalan
"Kondisi mental seseorang, termasuk selingkuh, memiliki kaitan yang erat dengan kesehatan otaknya. Pada hari kesehatan mental sedunia ini, kami ingin memberikan informasi alasan sebenarnya seseorang berselingkuh, sehingga permasalahan bisa diatasi dari akarnya," kata dia.
Ada empat alasan berbasis neurosains seseorang dapat berselingkuh, berikut ulasan singkatnya:
1. Kecanduan euforia cinta
Pengalaman indah jatuh cinta dan tergila-gila dengan seseorang tidak bertahan selamanya. Ahli saraf menemukan setelah enam bulan hingga dua tahun, rasa cinta yang menggebu-gebu berubah menjadi cinta dan komitmen yang lebih dalam atau keputusan untuk berpisah dan melepaskan diri.
Banyak terapis pasangan mengatakan perselingkuhan terjadi karena orang salah mengira kurangnya intensitas dan euforia sebagai tanda mereka telah putus cinta. Kurangnya euforia ini dapat mendorong seseorang untuk mencari pasangan lain untuk mencoba menciptakan kembali intensitas cinta yang tinggi.
Bagi sebagian orang, kebutuhan untuk merasakan aliran cinta baru membuat mereka terus mencari hubungan di luar nikah.
2. Kehilangan sirkuit kontrol diri