JOGJA, harianmerapi.com – Sistem pertanian terpadu adalah suatu sistem pertanian yang diarahkan pada upaya memperpanjang siklus biologis dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping sektor pertanian secara umum (termasuk peternakan dan perikanan).
Adapun kriteria keberhasilan dari sistem pertanian terpadu dapat dilihat antara lain, meningkatnya produktivitas lahan, kelangsungan produksi dan mudah-tidaknya sistem tersebut diadopsi petani.
Ketika sistem pertanian terpadu diterapkan secara baik, diharapkan pemberdayaan dan pemanfaatan lahan-lahan marjinal yang masih terbentang luas di seluruh penjuru tanah air dapat lebih dioptimalkan.
Hal demikian biasa dipaparkan Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, Prof H Ali Agus di berbagai kesempatan. Bahkan ditulis pula dalam buku berjudul Jihad Menegakkan Kedaulatan Pangan – Suara dari Bulaksumur.
Selain tulisan Ali Agus, dalam buku tersebut juga ada tulisan dari para pakar dan pemerhati kedaulatan pangan asal UGM lainnya yang sama-sama berupaya untuk menyuarakan dan menyebarluaskan berbagai gagasan strategis dan konstruktif.
“Harapannya antara lain, hal tersebut akan menjadi pertimbangan penting bagi para pemangku kuasa kebijakan negara dalam menguatkan kapasitas bangsa bidang pangan,” tandas Ali Agus dalam suatu kesempatan, baru-baru ini.
Baca Juga: Penularan Omicron Mulai Didominasi Transmisi Lokal, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
Bahkan, bapak dari dua anak yang juga konsultan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah maupun Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DIY ini sering memaparkan pula seputar sistem pertanian terpadu saat mendapat amanah mengisi suatu kajian/pengajian.
Sedangkan empat strategi penting perlu dikembangkan dalam rangka menuju sistem pertanian terpadu, sebutnya, yakni berusaha seoptimal mungkin pemanfaatan lahan secara bijak. Pemanfaatan lahan idealnya, sesuai dengan kemampuan tanah dan jenis tanaman yang cocok.
Kedua, meningkatkan variasi sumber-sumber pendapatan petani, misalnya dengan mengembangkan sistem pertanian secara umum yang nirlimbah, yang ekonomis, ekologis dan berkelanjutan.
Baca Juga: Oriental Carnival Years Of Tiger Meriahkan Perayaan Imlek di Plaza Ambarrukmo
“Produktivitas lahan tak hanya tergantung pada luasnya, namun tergantung juga pada panjang mata rantai siklus biologis yang dikembangkan,” tuturnya.