harianmerapi.com – Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, selama ini masih ada pandangan yang keliru tentang buah alpukat.
Beberapa orang masih berpikir bahwa buah alpukat adalah buah yang mengandung lemak tinggi dan karena itu tidak sehat.
“Bahkan ada orang yang menghindari buah asal Meksiko ini ketika sedang melakukan diet. Bagaimana penjelasannya ? Saya coba jawab ya,” tulis Prof Zubairi dalam akun Twitter pribadinya, dikutip harianmerapi.com Jumat (24/12/2021).
Baca Juga: Presiden Jokowi Kirim Surpres RUU Perubahan ITE ke DPR, Ini Penjelasan Moh Mahfud MD
Apa benar alpukat mengandung lemak tinggi ?
“Faktanya iya. Namun tidak dalam bentuk lemak tidak jenuh tunggal. Disebut juga dengan MUFA (monounsaturated fat acids). Asam lemak yang termasuk jenis ini adalah asam vaksenik, palmitoleat, asam dan oleat,” terangnya.
Apakah tidak baik jika mengonsumsinya ?
“Konsumsi asam lemak jenis ini (yang ada dalam alpukat) justru dapat memperbaiki kadar kolesterol dan memproteksi kerusakan arteri,” jelasnya lagi.
Baca Juga: Benarkah Varian Omicron 500 Persen Lebih Menular, Simak Penjelasan Dokter
Ada yang bilang makan alpukat malah bikin gendut, benarkah ?
“Konsumsi alpukat 200 gram perhari terbukti tidak meningkatkan berat badan. Makan alpukat justru dapat menurunkan kolesterol,” kata Prof Zubairi.
Alpukat meningkatkan kolesterol ?