Kenali Gejala Pendarahan Otak, Belajar dari Kasus Tukul Arwana

photo author
- Minggu, 26 September 2021 | 11:53 WIB
Ilustrasi  (Pixabay)
Ilustrasi (Pixabay)



JAKARTA, harianmerapi.com - Ada beberapa gejala yang patut diwaspadai terkait indikasi terjadinya pendarahan otak. Kasus pendarahan otak yang dialami komedian Tukul Arwana bisa menjadi pelajaran agar masyarakat lebih waspada.


Dokter spesialis bedah saraf dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo menjelaskan, pendarahan pada otak pada dasarnya tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.


"Sakit kepala atau kebas di beberapa bagian tubuh seperti kebas pada kaki, tangan, atau wajah merupakan gejala dasar yang bisa terjadi dan sering diabaikan oleh banyak orang," kata dokter lulusan Spesialis Bedah Saraf dari Universitas Padjadjaran, dalam keterangannya, Minggu (26/9/2021).

Baca Juga: dr Zaidul Akbar Ungkap Rahasia Menghentikan Gen Penyakit Keturunan

Sakit kepala berulang menjadi salah satu indikasi terjadinya penyumbatan pembuluh darah atau sebagian pembuluh darah pecah. Baik penyumbatan pembuluh darah maupun pecahnya pembuluh darah dapat berakibat pada pendarahan pada otak.

Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis itu menuturkan, gejala yang paling mudah dideteksi dari orang yang pembuluh darahnya pecah atau tersumbat adalah fungsi bagian muka, bicara, gerak dan menelan yang sudah tidak normal.

Faktor lain yang patut diwaspadai adalah merasa sering pusing dan butuh waktu atau tidak bisa langsung bangun dari posisi berbaring.

Baca Juga: Daniel Craig Pamit, Siapa Pengganti Agen James Bond 007 Berikutnya?

“Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan tekanan dari posisi datar, duduk, atau tegak."

Menurut Subrady, mengejan ketika buang air besar, batuk berulang, atau batuk dengan menahan napas dapat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri secara tiba-tiba.

"Valsava manuver atau mengedan dapat menjadi pencetus peningkatan tekanan intra kranial. Peningkatan tekanan intrakranial ini dapat menyebabkan pecah pembuluh darah pada penderita darah tinggi yang menyebabkan perdarahan otak. Valsava manuver atau mengejan juga biasa dilakukan saat batuk, buang air besar, atau menahan nafas."

Baca Juga: Stok Darah DIY Hari Ini, Minggu 26 September 2021

Proses seseorang mengalami pendarahan pada otak dapat bervariasi. Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun, tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak.

"Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka semakin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” katanya.

Jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X