Kondisi berat
Dampak manis pandemi Covid-19 bagi para pelaku bisnis aquascape itu, tidak berlangsung selamanya. Akibat gelombang kedua penyebaran virus Corona, pemerintah akhirnya melakukan sejumlah kebijakan yang cukup ketat untuk mengurangi mobilitas masyarakat.
Pengetatan tersebut, juga berdampak pada bisnis aquascape tersebut. Baik Aquajaya Chapter Malang, dan LSR Aquarium Gallery, menyatakan mulai mengalami penurunan omzet yang cukup dalam, bahkan lebih rendah daripada kondisi normal sebelum pandemi.
Omzet Aquajaya Chapter Malang yang sebelumnya mencapai Rp400 juta per bulan, anjlok hingga Rp75 juta akibat gelombang kedua pandemi Covid-19. Untuk menangani gelombang kedua itu, pemerintah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Menurut Priya, anjloknya omzet penjualan tersebut, jauh lebih dalam jika dibandingkan dengan kondisi normal. Dalam kondisi normal, nilai omzet paling rendah yang didapatkannya berkisar antara Rp150 juta, hingga Rp200 juta per bulan.
"Saat ini merosot hingga Rp75 juta. Itu di bawah omzet rata-rata. Kami kisaran Rp150 juta-Rp200 juta," ujarnya.
Dengan kondisi yang cukup berat tersebut, ia mengaku telah mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi, seperti menyiapkan dana untuk pengeluaran tidak terduga. Dana tak terduga tersebut, dipergunakan untuk menekan dampak penurunan omzet.
Tidak jauh berbeda, menurut Rendi, saat pemberlakuan PPKM level 4 yang diterapkan oleh pemerintah, omzet penjualan turun cukup drastis, hingga 50-60 persen dari kondisi normal. Dalam kondisi normal, omzet disebutkan berkisar pada Rp50 juta hingga Rp60 juta per bulan.
Untuk bertahan saat ini, ia mengandalkan jasa perawatan aquascape milik sejumlah pelanggan yang ada di wilayah Kota Malang, hingga Surabaya. Jika hanya mengandalkan penjualan ritel, maka akan cukup berat, dan tidak mampu menutup biaya operasional.
"Untuk saat ini masih bisa diatasi. Karena masih tertutup pendapatan dari jasa pemeliharaan rutin. Namun untuk penjualan ritel, cukup berat," ujar laki-laki yang pernah mendapatkan urutan 50 besar pada International Aquatic Plants Layout Contest (IAPLC) 2015 itu.
Seiring dengan mulai terkendalinya penyebaran Covid-19, para pelaku usaha mengharapkan adanya penyesuaian kebijakan agar bisnis kembali menggeliat. Salah satu hal yang diharapkan adalah diperbolehkannya penyelenggaraan event aquascape yang menjadi ajang promosi.
Menurut Rendi, ajang aquascape merupakan salah satu wadah untuk memperkenalkan hobi tersebut kepada masyarakat, dan penghobi baru. Dengan kontes tersebut, diharapkan jumlah peminat aquascape baru juga bertambah.
"Harapannya, event atau kontes aquascape diperbolehkan, tentunya dengan protokol kesehatan ketat. Karena, event memberikan dampak besar, ini media promosi untuk usaha kami," katanya.
Meskipun kondisi saat ini diakui oleh pelaku usaha tersebut sangat berat, namun mereka masih meyakini untuk kedepan prospek bisnis berbasis hobi tersebut akan membaik. Hal itu diyakini karena pasar untuk para penghobi aquascape masih cukup luas.
Namun, keberlangsungan bisnis tersebut juga berbanding lurus dengan cara pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19. Diharapkan, pandemi bisa segera terkendali, dan sektor usaha kembali menggeliat.*