PARA pemburu sunrise atau matahari terbit wajib datang ke Bukit Panguk, Kediwung, Mangunan, Dlingo, Bantul. Objek wisata ini menawarkan pemandangan alam luar biasa dengan bentang alam perbukitan hijau. Jika beruntung kita bisa melihat selimut kabut tebal, sehingga berasa melayang di atas awan.
Bukit Panguk tidak jauh dari Kebun Buah Mangunan atau Puncak Becici yang terkenal dengan hutan pinusnya. Jalan menuju kesana pun sudah mulus, hanya tidak terlalu lebar, cukup untuk bus medium. Jalannya nanjak, turunan dan cukup berliku. Kanan kiri jalan menyuguhkan rimbunnya pepohonan. Hawa sejuk menyambut kita sekitar kawasan ini.
Bukit Panguk dibuka 2016. Pengelolanya adalah warga RT 37 Kediwung. Warga berinisiatif membuka objek wisata, karena wilayahnya memiliki potensi alam yang luar biasa dan tidak dimiliki desa lainnya.
Baca Juga: Luar Biasa! Indonesia Ternyata Punya 104 Jenis Nasi Goreng
“Kami punya tempat terbaik melihat sunrise. Kediwung ini seperti negeri di atas awan,” kata Isbadi, pengelola Bukit Panguk, belum lama ini.
Wajar jika banyak pengunjung yang datang dini hari, atau kemping malam harinya hanya untuk melihat indahnya matahari terbit berselimut awan. Waktu terbaik ini dinanti-nanti untuk diabadikan bersama keluarga atau orang-orang terdekat.
Saat ini, lanjut Isbadi, ada tujuh spot pemandangan yang bisa digunakan untuk berfoto pengunjung di antaranya spot kapal, kereta kencana, love, kupu-kupu, kotak hingga gerbang awan. Jika dulu pengelola menarik tarif untuk setiap spot foto, kini pengunjung hanya ditarik Rp 15 ribu sebagai harga tiket masuk sekaligus bisa menikmati spot-spot yang telah disediakan.
Baca Juga: Daftar Tarif PCR dan Antigen Covid-19 di Rumah Sakit dan Klinik Laboratorium Yogyakarta
Selama Lebaran 2021 silam, Bukit Panguk hanya buka dari pukul 04.00 sampai 17.00 WIB, dari sebelumnya 24 jam. Pengunjung pun mengalami penurunan sejak Lebaran hari pertama 20 orang, 84 orang pada H+1, 154 orang H+2 dan sekitar seratusan pengunjung pada H+4.
Demikian pula dengan masa PPKM seperti ini, pihaknya tidak berharap banyak dari jumlah kunjungan.
“(Lebaran) tahun 2019 itu padahal bisa 1.500-2.000 pengunjung perharinya. Tahun 2020 tutup karena ada larangan, tahun ini boleh buka tapi kebanyakan warga lokal DIY yang datang,” ujar Isbadi.
Baca Juga: Terkendala Ewuh Pakewuh, Satpol PP DIY Kesulitan Tegakkan Protokol Kesehatan di Tingkat RT
Meski demikian, pengelola Bukit Panguk tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Pengelola, lanjut Isbadi, menyediakan 10 tempat cuci tangan, serta memeriksa suhu tubuh dan memastikan pengunjung memakai masker sebelum memasuki area wisata. Pengelola juga mengatur antrean di spot foto agar tidak terjadi kerumunan.
Selain menjaga protokol kesehatan, Bukit Panguk terus berbenah agar pengunjung merasa aman dan aman. Saat ini pengelola masih merampungkan jalan setapak memakai batu alam di sekitar spot, dan menambah pagar pengaman di bibir jurang. Pengelola juga akan mempercantik lokasi dengan lampu-lampu ikonik agar suasana malam terasa lebih syahdu.