harianmerapi.com - Sebagian warga pedesaan biasa memelihara ikan lele maupun ayam kampung untuk bisa menambah gizi maupun pendapatan keluarga.
Agar pertumbuhan satwa tersebut bisa baik, perlu rutin pula diberi pakan buatan pabrik (pabrikan), misalnya wujud pelet maupun butiran-butiran kecil.
Hanya saja harga pakan buatan pabrik biasa mengalami kenaikan harga, sehingga sering butuh anggaran tersendiri.
Tak jarang pula ada yang merasakan, harga pakan buatan pabrik cukup mahal, sehingga perlu ikhtiar tersendiri agar bisa memberi pakan berkualitas untuk lele maupun ayam kampung.
Baca Juga: 3 Pelaku Penembakan terhadap Paranormal Ditangkap di Tangerang Banten
Antara lain dengan membuat pakan sendiri dengan belajar dari buku-buku, datang ke tempat orang yang sudah biasa membuat pakan ternak/ikan maupun dari sumber lain.
Hal ini dilakukan pula oleh Edi Martoyo yang mempunyai lima kolam lele serta ayam-ayam kampung.
Piranti untuk mencetak menjadi wujud pelet, ia menggunakan mesin penggiling daging.
Ia membeli mesin penggiling daging di kawasan Jalan Kyai Mojo Yogya, menjelang pensiun dari pegawai negeri sipil, yakni akhir 2014 silam.
“Bahan baku untuk membuat pakan ikan lele maupun ayam, antara lain ada bekatul yang lembut, ikan asin yang sudah remuk dan roti bs atau habis masa kadaluwarsanya. Baik ikan asin remuk dan roti bs, saya sudah punya relasi di sejumlah pasar tradisional. Jika sudah terkumpul, biasa saya ambil ke pasar,” jelas Edi, baru-baru ini.
Warga Gancahan Sleman ini menjelaskan, adonan roti bs selain menambah nutrisi juga bisa menjadi pengikat.
Sebelum menggunakan roti bs pernah menggunakan tepung kanji, sebagai pengikat. Namun, harga tepung ini sering mengalami kenaikan, sehingga ia lebih memilih menggunakan roti bs.
Jika roti bs sudah ada jamurnya, perlu dijemur dahulu.