lifestyle

Waspadai benjolan di leher, tak selalu gejala flu biasa, bisa jadi karena ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi - penyakit dan wabah flu. ( ANTARA/Shutterstock)


HARIAN MERAPI - Selama ini banyak yang menganggap benjolan di leher hanyalah sebagai gejala flu biasa.


Padahal, tidak semua benjolan di leher berkaitan dengan flu, tapi bisa karena penyakit lain.


Saat sakit flu, kelenjar getah bening yang salah satunya berada di leher dapat menyebabkan pembengkakan. Kondisi ini terjadi karena kelenjar getah bening berperan sebagai bagian dari sistem imun yang bekerja melawan infeksi virus.

Baca Juga: Guru Korban Bencana Terima Bantuan Rp2 Juta, Mendikdasmen: Bukan Tunjangan

Namun, pembengkakan yang terjadi biasanya disertai rasa nyeri, hanya satu benjolan, dan akan mengecil serta hilang dengan sendirinya setelah infeksi membaik atau flu dinyatakan sembuh. Sedangkan, pada kondisi tertentu, benjolan tersebut bisa menjadi tanda limfoma, yaitu penyakit keganasan pada kelenjar getah bening.

Limfoma adalah jenis kanker darah yang terjadi Ketika sel darah putih (limfosit) tumbuh tidak terkendali dan membentuk tumor dalam sistem limfatik, yang mencakup kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, dan timus.

Baca Juga: KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang 

Ciri-ciri limfoma

Benjolan akibat limfoma memiliki sifat progresif, yakni terus membesar dari waktu ke waktu.

Menurut dr. Ryan Ardian Saputra, seorang dokter penyakit dalam yang berpraktik di RS EMC Alam Sutra, benjolan tersebut umumnya tidak menimbulkan nyeri, tidak kunjung hilang, dan bisa muncul di beberapa lokasi sekaligus, seperti leher, ketiak, atau lipat paha. Bahkan, benjolan bisa terasa bergumpal dan berjumlah lebih dari satu.

“Sebetulnya limfoma itu kanker darah dengan manifestasi pada kelenjar getah bening. Jadi walaupun kelihatannya sebagai tumor padat, namun originnya berasal dari darah. Dia menyerang sel darah putih,” kata dokter dengan subspesialis hematologi, onkologi medik tersebut.

Secara epidemiologi, limfoma masuk ke dalam 10 besar kanker yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia, yang angka kejadiannya cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Momen Bahagia Tak Bisa Ditunda, Pasangan di Aceh Tamiang Ini Langsungkan Pernikahan di Pengungsian, Tak Sengaja Ketemu Arie Untung

“Cukup banyak kejadiannya, walaupun tidak sebanyak kanker payudara. Selain genetik, faktor penyebab utamanya adalah karena sering kali terpapar zat-zat karsinogenik,” ujar dokter yang juga berpraktik di RS Qadr tersebut.

Faktor risiko limfoma

Halaman:

Tags

Terkini