Benjolan di payudara belum tentu tanda keganasan kanker, begini menurut dokter penyakit dalam

photo author
- Rabu, 23 April 2025 | 11:00 WIB
Dokter Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/4/2025).  (ANTARA/Sinta Ambar)
Dokter Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/4/2025). (ANTARA/Sinta Ambar)



HARIAN MERAPI - Penyakit kanker payudara masih menjadi momok bagi perempuan.
Karena itu, untuk mencegahnya, perlu deteksi dini kanker payudara.


Menurut dokter, benjolan di payudara belum tentu tanda keganasan dari kanker payudara.
Demikian disampaikan Dokter Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik dr. Andhika Rahman, Sp.PD-KHOM dalam wawancara cegat di Jakarta, Selasa.

“Jadi tidak semua benjolan berarti keganasan (kanker) dan tidak semua keganasan harus berakhir awal dengan operasi lebih dahulu. Yang jelas perlu diedukasi adalah bahwa benjolan itu perlu dilakukan biopsi dulu, dari biopsi kita bisa tahu apakah kanker payudara atau bukan,” ujar dokter lulusan FK UI ini .

Baca Juga: Peruntungan Shio Kuda berlaku heri ini Rabu 23 April 2025, cinta yang menggema pada pandangan pertama mungkin terjadi

Lewat pemeriksaan yang tepat, menurutnya akan diketahui jenis kanker yang diderita sehingga dapat ditentukan pengobatan hormonal atau radiasi usai dilakukan operasi bila memang diperlukan.

“Ataukah perlu dilakukan, dilanjutkan dengan kemoterapi atau perlu lanjutkan kemo dan radiasi atau terakhir perlu tambahan dengan hormonal. Jadi dengan pemeriksaan IHK tadi itu kita akan dapat mengetahui obat apa,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa tidak semua penderita kanker payudara haris diangkat atau dilakukan prosedur mastetocmy radikal.

Ia melanjutkan bahwa dengan biopsi dan pemeriksaan awal mampu menurunkan massa atau ukuran kanker, sehingga hal ini pun berperan pada tindakan yang akan dilakukan. “Kita mendapatkan massa yang lebih kecil. Jadi operasi yang dilakukan juga tidak harus mengangkat semuanya,” katanya.

Baca Juga: Kekejaman Israel tak berhenti, bantuan kebutuhan pokok diblokade masuk Gaza, begini reaksi Otoritas Palestina

Namun demikian, ada beberapa dokter yang bisa saja menyarankan pengangkatan payudara, namun sebagai pasien disarankan berlaku kritis terkait keinginan mempertahankan payudara.

Ia menyarankan bagi pasien yang berusia di atas 40 tahun agar melakukan USG dan mamografi untuk memastikan tingkat keganasan kanker. Setelah dipastikan kanker ganas, maka dapat melakukan biopsi untuk menentukan langkah.

“Jadi sebagai seorang pasien, tentu dia punya hak untuk sabar dulu. Tidak perlu dilakukan operasi dulu,” tegasnya.*

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X