lifestyle

Dokter sebut imunisasi adalah kebutuhan dasar anak, ini alasannya

Minggu, 26 Oktober 2025 | 09:00 WIB
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin campak kepada anak saat imunisasi campak massal gratis di kawasan Wanasari, Denpasar, Bali, Rabu (8/10/2025). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)



HARIAN MERAPI - Masih ada sebagian orang tua yang menganggap imunisasi tidak penting bagi anak.


Padahal, menurut dokter, imunisasi merupakan kebutuhan dasar anak yang wajib orang tua berikan.


Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Prof. DR. dr Rini Sekartini, SpAK mengingatkan orang tua pentingnya imunisasi pada anak sebagai kebutuhan dasar.

Baca Juga: Petugas tangani KA Purwojaya anjlok di Bekasi, seluruh penumpang selamat

“Imunisasi salah satu kebutuhan dasar anak yang wajib orang tua berikan pada anak. Sangat bermanfaat untuk melindungi dan mencegah anak terpapar oleh penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi,” kata Prof. Rini, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu mengatakan anak yang menerima pemberian imunisasi lengkap sesuai usianya sampai 2 tahun akan memiliki perlindungan terhadap penyakit tertentu dan mencegah terjadinya komplikasi serius.

Namun, anak yang tidak mendapatkan imunisasi tidak memiliki kekebalan dalam tubuhnya sehingga rentan akan terhadap penyakit.

“Sehingga bila terkena penyakit akan menjadi berat bahkan dapat menyebabkan kematian,” ujar Prof. Rini.

Baca Juga: Bus rombongan FKK Kelurahan Bendan Ngisor, Kota Semarang terguling di Tol Pemalang akibatkan empat tewas

Prof. Rini mencontohkan reaksi tubuh yang normal setelah imunisasi campak yang diberikan pada usia 9 bulan terkadang dapat menimbulkan dampak yang disebut KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi), seperti demam yang tidak tinggi atau timbul ruam, biasanya ringan dan dapat diberikan obat penurun.

Sebaliknya, anak yang tidak mendapat imunisasi campak, lanjut Rini, berisiko terkena penyakit campak yang dapat menjadi berat sakitnya, bahkan menimbulkan komplikasi seperti radang paru (pneumonia) atau radang otak (ensefalitis) dan harus dirawat di rumah sakit.

Lebih lanjut, Prof. Rini menekankan bahwa jika ada keterlambatan pemberian imunisasi pada anak masih tetap bisa diberikan.

“Tidak ada kata terlambat untuk pemberian imunisasi. Bahkan bila sudah diberikan imunisasi pertama misalkan DPT 1 lalu terlambat lebih dari jadwalnya, tetap dapat diberikan imunisasi selanjutnya dan tidak diulang dari awal lagi,” tegas dia.

Baca Juga: Persiapan SEA Games, Indra Sjafri ingin lawan kuat dalam FIFA Match Day untuk ukur kekuatan tim secara menyeluruh

Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pada tahun ini baru empat provinsi yang cakupan imunisasinya lengkap, sedangkan sebanyak 13 provinsi selama tiga tahun terakhir tidak mencapai target cakupan minimal yakni 90 persen.

Halaman:

Tags

Terkini