lifestyle

Tahukah Anda konsep Washed untuk mengentaskan kecacingan ? Begini penjelasan dokter

Minggu, 24 Agustus 2025 | 09:30 WIB
Ilustrasi - Pemasangan tangki septik atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Pondok Labu untuk mewujudkan Jakarta Selatan sebagai kawasan bebas BAB sembarangan, Jakarta, Selasa (18/3/2025). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)



HARIAN MERAPI - Pernah dengan istilah washed dalam kaitan kecacingan ?


Konsep ini digagas oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengentaskan kecacingan di masyarakat.


Konsep Washed sangatlah penting untuk diterapkan di masyarakat guna mengentaskan kekacingan.

Baca Juga: Ramalan zodiak Aquarius berlaku sepekan mulai Minggu 24 Agustus 2025, menyoroti perjalanan, pembelajaran, dan ambisi karier


Demikian disampaikan anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr, Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes dalam webinar yang diadakan IDAI, Jumat.

WASHED merupakan singkatan dari penyediaan Water, Sanitation, Hygiene Education, dan Deworming yang harus dilakukan agar kondisi masyarakat yang terinfeksi cacing atau parasit bisa dicegah.

"Pemerintah Indonesia juga telah menjalankan konsep WASHED, maka dari itu keluarlah Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 15 tahun 2017 yang menginduk pada program dari 2001 yang WHO galakkan tersebut," kata dokter Riyadi .

Membedah WASHED, dokter Riyadi menjelaskan untuk unsur Water pada dasarnya otoritas yang terkait harus menyediakan sarana masyarakat berupa akses ke air bersih untuk mendukung pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dan membersihkan bahan makanan.

Baca Juga: Peruntungan Shio Babi besok Minggu 24 Agustus 2025, semua peluang akan berpihak pada Anda dan berada di titik tertinggi

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin Bandung itu kemudian menjelaskan unsur Sanitation mencakup penyediaan jamban bersih.

Jamban bersih penting untuk memastikan kotoran manusia yang dapat menjadi sarana penyebaran infeksi cacing tidak terbuang secara sembarangan di lokasi-lokasi yang sering digunakan manusia untuk beraktivitas.

Pada unsur Hygiene Education, otoritas terkait harus memastikan agar edukasi masyarakat mengenai higienitas bisa tersampaikan dengan baik terutama agar PHBS bisa terbentuk sejak dini dan akhirnya menekan risiko infeksi cacing yang baru.

Terakhir ada unsur Deworming yang tak kalah penting yaitu pemberian obat cacing pada kelompok rentan untuk menurunkan angka infeksi cacingan.

Berkaca dari data terakhir yang dimiliki Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Indonesia pada 2015 angka prevalensi kecacingan mencapai 28,12 persen yang sebagian besar dialami oleh kelompok usia anak sekolah sebesar 60 persen dan kelompok usia anak prasekolah sebesar 30 persen.

Baca Juga: Mengenal Calung Banyumasan, alat untuk memanggil atau mengumpulkan anak-anak

Halaman:

Tags

Terkini