lifestyle

AI tidak akan pernah menggantikan manusia, tapi.....

Kamis, 21 Agustus 2025 | 13:45 WIB
Pendiri dan CEO FeHa International Consulting B.V., Ferry Haris, berbicara dalam diskusi daring "Memperkuat Masa Depan Riset Pasar: Bagaimana AI & Keamanan Siber Merevolusi Keputusan Berbasis Data" pada 20 Agustus 2025. ( ANTARA FOTO/Asri Mayang Sari)

HARIAN MERAPI - Pendiri dan CEO FeHa International Consulting B.V. menyatakan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) tidak akan pernah menggantikan manusia.

"AI tidak akan pernah menggantikan manusia. AI akan meningkatkan pekerjaan kita," katanya dalam diskusi virtual "Memperkuat Masa Depan Riset Pasar: Bagaimana AI & Keamanan Siber Merevolusi Keputusan Berbasis Data" pada Rabu (20/8/2025) malam.

Menurut Ferry, meski kecerdasan buatan dapat mempercepat proses dan menghasilkan wawasan, manusia tetap bertanggung jawab untuk menindaklanjuti respons AI.

Aplikasi AI yang paling efektif, kata dia, adalah aplikasi yang disempurnakan dan dilatih untuk tujuan tertentu dengan melibatkan manusia.

Baca Juga: Mengapa kopi hitam lebih baik ketimbang kopi plus gula aren atau latte, begini penjelasan ahli

"Yang sering dilupakan orang adalah AI tidak bisa begitu saja dipercaya. Anda memasukkan data, menjalankan beberapa kode atau perintah, lalu mengandalkan hasilnya. Hasilnya harus ditinjau," kata Ferry seperti dilansir Antara.

Dia juga menegaskan bahwa AI dan manusia harus bekerja sama dan manusia harus selalu menjadi peninjau hasilnya.

Ferry merujuk pada Undang-Undang AI Uni Eropa, yang mewajibkan pengawasan manusia guna memastikan keakuratan hasil yang dikeluarkan AI sebelum dirilis kepada pelanggan.

Terkait perlindungan data, dia menekankan pentingnya akuntabilitas.

"Setelah Anda mengumpulkan data, Anda tetap bertanggung jawab untuk melindunginya — terlepas dari apakah negara Anda memiliki undang-undang perlindungan data atau tidak," katanya, menambahkan.

Baca Juga: Pemilik rumah di Perumahan D'Green Nosari, Jatikuwung Gondangrejo mengadu ke DPRD Karanganyar minta penundaan lelang aset tanah dan bangunan

Sementara itu, pendiri & CEO Corrosa Lab, Sebastian Ateng, menyoroti perlunya spesifisitas dalam riset pasar berbasis AI.

Dia menjelaskan bahwa perusahaan riset harus memberikan instruksi yang jelas dan mengidentifikasi sumber yang tepat untuk analisis, seperti ulasan perusahaan atau data penjualan pesaing.

"Kami masih melakukan riset pasar, tetapi tanggung jawabnya bergeser — bukan lagi tentang melakukan pekerjaan manual, tetapi tentang mengarahkan dan mem-validasi prosesnya," kata Sebastian.

Diskusi tersebut dihadiri pula oleh pendiri dan CEO Business Indonesia Netherlands Association (BINA) B.V., Monique Patricia, yang menekankan bahwa keputusan pada era digital saat ini tidak hanya didasari oleh teknologi.

Halaman:

Tags

Terkini