HARIAN MERAPI - Ada sekitar 11 ribu coffee shop atau kedai kopi di Yogyakarta. Persaingannya sangat ketat untuk meraih kue yang tidak banyak jumlahnya.
Sadar dengan iklim kompetitif tersebut, Djiwa Coffee, menggarap strategi yang berbeda. Coffee shop yang berlokasi di Jalan Pandega Duta III No. 20b Manggung, Caturtunggal, Sleman tersebut menawarkan konsep homy, tempat untuk pulang bagi mahasiswa dan komunitas.
Menonjolkan karakter kuat, kenyamanan, dan konsistensi, Djiwa Coffee bahkan telah menginjak usia tujuh tahun. "Selama Covid kami bisa lewati. Jika ada resesi lagi, kita yakin bisa eksis," buka owner Djiwa Coffee, Dyani Hasanah, Sabtu (26/4/2025) malam.
Baca Juga: Masyarakat Indonesia semakin gemar membeli kopi lokal
Menurut Dyani Dee, begitu ia akrab disapa, Djiwa Coffee menjadi tempat ngopi pelanggan yang kebanyakan dari mahasiswa untuk nugas kuliah, serta komunitas dari berbagai profesi dan hobi. Karenanya, Djiwa Coffee selalu ramai di hari Senin sampai Jumat, adapun pengunjung hari Sabtu dan Minggu cenderung lebih landai.
"Senin sampai Jumat kita menyebutnya 'jam wajib belajar'. Banyak mahasiswa yang baru pulang setelah jam 10 malam," ujar dosen Hukum Bisnis di UKDW tersebut.
Berbeda dengan kedai kopi lainnya, Djiwa Coffee menyediakan amphiteather room yang bisa dimanfaatkan mahasiswa, pekerja dan komunitas. Ruangan ini bisa menjadi medium diskusi, bahkan bimbingan yang dilakukan dosen dengan mahasiswanya.
Baca Juga: Petani Temanggung Seruput Lonjakan Harga Kopi
“Kami punya tempat khusus untuk belajar, buat mereka yang ingin suasana tenang dan seperti di rumah. Ada amphitheater untuk diskusi atau bedah film. Ada juga ruang meeting privat dengan toilet di dalam, jadi tamu nggak perlu keluar,” tuturnya.
Salah satu daya tarik utama Djiwa Coffee adalah konsep hommie yang begitu kental terasa. Gaya hidup yang bebas, artistik, dan lepas dari kekakuan norma—diterjemahkan dalam desain interior yang penuh warna, lampu-lampu temaram, dan sudut-sudut unik yang memanjakan mata. Semua itu memberikan kesan homy yang sulit ditemukan di tempat lain.
“Konsep ini kami pilih karena ingin mempertahankan orisinalitas bangunan lama cafe ini. Kami ingin pengunjung mendapatkan pengalaman yang berbeda, dengan vibes yang lebih intim dan personal,” lanjut Dyani.
Baca Juga: Kisah Elita Barbara, Dokter Hewan yang Sukses Kibarkan Brand Hijab Lokal Yogya
Tak hanya soal suasana, Djiwa Coffee juga serius dalam urusan menu. Beberapa sajian andalannya seperti Nasi Goreng Djiwa Muda dan Spageti Carbonara menjadi favorit banyak tamu. Sementara untuk pelepas dahaga, pilihan minumannya tak kalah menggoda—Mocktail segar, Dawet Coffee, dan Gendhis Coffee, Nawang Wulan menjadi khas Djiwa yang unik dan menyegarkan. Semua kopi dipasok dari petani di Temanggung dan Kendal Jawa Tengah.
Merayakan ulang tahunnya yang ke-7, Djiwa Coffee menggelar acara meriah bertajuk Djiwa Playmate menghadirkan tiga DJ kondang yang mengguncang suasana malam yaitu DJ Biwasss dengan nuansa slow country, DJ Leon, dan ditutup DJ Irene Guerrero dari Jakarta.