lifestyle

Wanita single partner tetap disarankan skrining HPV, ini manfaatnya menurut dokter

Kamis, 24 April 2025 | 11:30 WIB
Dokter spesialis obstetri ginekologi konsultan onkologi RSK Dharmais dr. Widyorini Lestari Hanafi Sp.OG(K)Onk dalam acara diskusi skrining kanker serviks di Jakarta, Selasa (22/4/2025) ( ANTARA/Fitra Ashari)



HARIAN MERAPI - Dokter mengingatkan perlunya mewaspadai Human Papillomavirus (HPV) pada perempuan, termasuk yang single partner.


Berkenaan itu, disarankan untuk melakukan skrining HPV guna mencegah kondisi yang lebih parah.


Demikian diingatkan dokter spesialis obstetri ginekologi konsultan onkologi RSK Dharmais dr. Widyorini Lestari Hanafi Sp.OG(K)Onk dalam diskusi mengenai kanker serviks di Jakarta, baru-baru ini.

Baca Juga: Peruntungan Shio Babi berlaku heri ini Kamis 24 April 2025, hari yang baik untuk hubungan afektif yang masuk akal dan damai


Ia mengatakan skrining Human Papillomavirus (HPV) harus tetap dilakukan meskipun hanya memiliki satu pasangan (single partner) atau jika suami sudah lama meninggal.

“Terjadinya infeksi virus sampai kanker serviks butuh waktu 15 tahun, kalo suami meninggal lama, jangan tidak skrining, karena mungkin kalau sudah terinfeksi virus kalau suami meninggal bisa terjadi kanker serviks,” kata dokter yang disapa Wini

Wini mengatakan, faktor risiko utama penularan virus HPV adalah dari sanggama atau hubungan seksual aktif. Meski hanya memiliki satu pasangan, risiko tertular HPV tetap ada. Risiko lainnya juga bisa terjadi pada wanita yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual dapat meningkatkan terjangkitnya virus HPV.

Ia mengatakan, gejala sampai menjadi kanker serviks butuh waktu yang lama kurang lebih 15 tahun. Pada saat sudah menjadi kanker akan muncul gejala seperti nyeri pinggul, keluar darah di luar tanggal menstruasi atau berdarah saat sanggama dan keputihan.

Baca Juga: Kalahkan Getafe Berkat Gol Tunggal Arda Guler, Real Madrid Kembali Tempel Barcelona

“Gejalanya tidak terlihat, kalau menimbulkan gejala biasanya sudah stadium berat, kalau datang ke dokter keluar darah di luar haid atau sanggama keluar darah itu artinya sudah terkena kanker serviks,” katanya.

Menurut data Globocan tahun 2022, Kanker serviks merupakan jenis kanker yang terjadi pada wanita dengan jumlah penderita terbanyak ke 4 (6,9 persen) di dunia dan ke 2 di indonesia (17,8 persen).

Secara global berdasarkan WHO tahun 2019 kasus kematian kanker serviks pada tahun 2018 sebanyak 311.000 wanita, artinya setiap 2 menit ada satu wanita meninggal karena kanker serviks.

Maka itu, ia mendorong setiap wanita melakukan skrining untuk mendeteksi adanya virus sejak awal dengan tes HPV DNA, yang saat ini sudah bisa dilakukan secara mandiri, yang sedang dilakukan oleh RS Kanker Dharmais bersama dengan Pusat Kanker dari Amerika.

Baca Juga: Pasca Viral Oknum Ormas Bakar Mobil Polisi, Dedi Mulyadi Justru Minta Walikota Depok Beri Perhatian ke Anak-Istri Pelaku

“Pengambilan HPV DNA dikerjakan juga oleh dokter tapi untuk mengurangi rasa malu kita sekarang bisa mengambil (sampel) sendiri, tes mandiri ini sensitivitasnya 90 persen, kalo negatif artinya nggak ada virus, bisa diulang 10 tahun lagi,” kata Wini.

Halaman:

Tags

Terkini