Perempuan disarankan deteksi dini kanker serviks, ini biasanya yang menjadi penghalang

photo author
- Rabu, 7 Agustus 2024 | 11:00 WIB
Petugas menjalankan prosedur inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) untuk mendeteksi dini kanker serviks kepada seorang pasien perempuandi Puskesmas Sukosari, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur, Senin (5/8/2024).  (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun   )
Petugas menjalankan prosedur inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) untuk mendeteksi dini kanker serviks kepada seorang pasien perempuandi Puskesmas Sukosari, Kota Madiun, Provinsi Jawa Timur, Senin (5/8/2024). (ANTARA/HO-Diskominfo Kota Madiun  )



HARIAN MERAPI - Kanker serviks masih menjadi momok bagi para perempuan dan dianggap sebagai penyakit mematikan.


Dokter menyarankan agar perempuan melakukan pemeriksaan dini untuk mendeteksi potensi kanker serviks.


Tapi, umumnya perempuan merasa takut untuk periksa, ini menghalangi pemeriksaan kanker seviks.

Baca Juga: Kolaborasi Plug In JNE Shipping dan Shopify Tawarkan Solusi Kiriman Lengkap


Dokter spesialis obstetri dan ginekologi sub-spesialis onkologi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk mengemukakan bahwa adakalanya rasa takut dan malu menghalangi perempuan menjalani pemeriksaan genitalia untuk mendeteksi dini kanker serviks.

"Rasa takut kalau hasilnya akan jelek, rasa malu, ini tampaknya memang menjadi kendala tersendiri untuk bisa deteksi dini kanker serviks," kata Kartiwa dalam diskusi mengenai kanker serviks yang diikuti secara daring dari Jakarta, Selasa.

Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa prosedur untuk mendeteksi kanker serviks memang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi perempuan, karena mencakup pemeriksaan genitalia oleh bidan atau dokter.

Baca Juga: Bakti BCA Suguhkan Gebyar BCA Merah Putih: Indonesia Banget! di Candi Prambanan, Catat Tanggalnya 

Kartiwa mengemukakan perlunya pemerintah memberikan pendidikan kepada bidan-bidan agar para perempuan bisa lebih nyaman menjalani pemeriksaan untuk mendeteksi dini kanker serviks atau kanker leher rahim.

"Pemerintah sudah menyediakan fasilitas kesehatan, baik pelayanan primer maupun swasta, untuk menegakkan kemungkinan adanya keganasan," katanya.

"Jadi, puskesmas ini sudah bisa (melakukan pemeriksaan), jadi enggak ada alasan. Ini dicakup oleh BPJS, jadi harusnya tidak ada alasan lagi untuk tidak Pap Smear dan IVA," kata Kartiwa merujuk pada prosedur pemeriksaan kanker leher rahim.​​​​​​​

Baca Juga: Danang Maharsa Buka Program Advokasi Pendidikan Khusus

Kartiwa menyarankan perempuan yang sudah menikah menjalani pemeriksaan Pap Smear atau inspeksi visual asam asetat (IVA) dua tahun sekali.

Menurut dia, pemeriksaan Pap Smear atau IVA sebaiknya dilakukan minimal tiga hari setelah bersih dari darah haid dan keputihan.

Perempuan yang hendak menjalani prosedur pemeriksaan ini juga dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual tiga hari sebelum diperiksa guna menghindari munculnya gangguan dalam mendeteksi kanker serviks.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X