lifestyle

HMPV tak ubahnya virus campak atau gondong, ini karakteristiknya menurut pakar Unair

Jumat, 10 Januari 2025 | 11:00 WIB
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr dr Muhammad Atoillah Isfandiari MKes. (ANTARA/HO-Humas Unair)



HARIAN MERAPI - Masyarakat diminta tidak panik terhadap serangan virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang kini merebak di berbagai negara.


Menuut Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr dr Muhammad Atoillah Isfandiari MKes masyarakat sebaiknya mengenali karakteristik HMPV sehingga dapat mencegahnya.


Dosen yang akrab disapa Ato’ itu di Surabaya, Kamis, menjelaskan HMPV berasal dari keluarga Paramyxoviridae, serupa dengan virus campak dan gondong. Virus ini berbeda dengan SARS-CoV-2, penyebab COVID-19 yang berasal dari keluarga Corona.

Baca Juga: Rugikan Nasabah hingga Rp 150 Miliar, Ketua Kospin PAS Dituntut 10 Tahun

"Meskipun sama-sama menular melalui saluran napas, gejala HMPV biasanya tidak menyebabkan kasus parah. Kecuali pada individu dengan sistem kekebalan yang sangat lemah," ujarnya.

Berbeda dengan COVID-19 yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan paru-paru, HMPV cenderung tidak memiliki potensi fatal yang serupa.

Ia menjelaskan kasus HMPV rutin ditemukan, khususnya di negara-negara dengan sistem surveilans genomik yang baik.

"Kasus HMPV ini rutin ditemukan setiap tahunnya terutama di musim dingin dan tingkat kematiannya sangat rendah. Mestinya, bila ditemukan di Indonesia situasinya mungkin tidak berbeda," kata Wakil Dekan II Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair itu.

Baca Juga: Final Piala Super Spanyol Pertemukan Real Madrid vs Barcelona

Meskipun begitu, Ato’ menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada khususnya pada kelompok anak-anak dan lansia yang rentan terhadap virus ini.

"Anak-anak dan lansia lebih rentan karena status imunitas mereka lebih rendah dari kelompok usia produktif," ucapnya.

Pada balita, ujarnya, risiko virus ini menjadi radang paru atau pneumonia yang memerlukan perawatan di rumah sakit lebih besar daripada kelompok usia produktif.

Adapun cara pencegahan penularan penyakit yang menular lewat udara, dengan menghindari berdekatan dengan orang yang sedang menunjukkan gejala batuk, bersin, pilek, dan demam.

Baca Juga: Masuk puncak musim hujan, kondisi air Sungai Bengawan Solo normal

"Gunakan masker di tempat ramai. Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit, dan jaga pola tidur serta asupan protein," katanya.

Halaman:

Tags

Terkini