lifestyle

Bagi perempuan yang mengalami lupus dan ingin hamil, ini yang harus dipersiapkan

Kamis, 12 Desember 2024 | 11:30 WIB
Tangkapan layar Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI dalam webinar mengenai lupus bersama RS Medistra yang diikuti di Jakarta, Rabu (11/12/2024) (Antara)



HARIAN MERAPI - Bagi perempuan yang mengalami lupus dan ingin hamil, disarankan untuk meredakan lupusnya terlebih dulu.


Menurut dokter, setidaknya hal itu dilakukan enam bulan sebelum merencanakan kehamilan.


Demikian saran dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI dalam webinar mengenai lupus bersama RS Medistra yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Baca Juga: Polres Sukoharjo Tangkap Pengedar Sabu di Kartasura


Ia mengatakan bagi wanita yang mengalami lupus dan ingin hamil sebaiknya mengobati lupusnya hingga mereda atau remisi setidaknya enam bulan sebelum rencana kehamilan.

“Sebaiknya penderita lupus paling tidak enam bulan bebas atau gejalanya ringan sekali, jadi jangan hamil manakala lupus aktif,” kata Prof. Heru.

Lupus sendiri adalah penyakit autoimun kronis, di mana sistem imun menyerang tubuh. Heru mengatakan, 85-90 persen wanita muda pada usia reproduksi 15-45 tahun rentan mengalami risiko lupus. Selain faktor hormon wanita, ada juga faktor genetik atau turunan dari riwayat keluarga yang juga menderita penyakit autoimun.

Baca Juga: Cosmo JNE FC Kenalkan Jersey Baru di Liga Futsal Profesional 2024/2025

Pada wanita yang memiliki lupus aktif, kehamilan akan membuat gejala lupusnya semakin berat. Selain itu, pengobatan lupus juga akan mengganggu perkembangan janin dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan lupus aktif akan mengalami gangguan irama jantung karena antibodi ibu menyerang bayi.

“Kemudian ada juga lupus itu disertai penyakit anti-phospholipid syndrome, yaitu menjadi kekentalan darah dimana disini ada riwayat keguguran yang berulang-ulang, biasanya di bawah tiga bulan, atau bayinya tidak berkembang,” katanya.

Ia menjelaskan phospolipid sindrom atau kekentalan darah akan menyebabkan aliran darah ke janin dari ibu terganggu sehingga janin tidak dapat suplai makanan. Akibatnya bayi bisa tidak hidup atau keguguran, bahkan jika usia kandungan 3 atau 4 bulan lebih perkembangan bayinya akan kecil atau bayi mati di dalam kandungan.

Baca Juga: UKSW Salatiga Asuh 20 Anak, Cegah Stunting dengan Dana Rp 54 Juta

“Lupus tidak menyebabkan masalah kesuburan tapi berpengaruh langsung ke bayi,” tambahnya.

Ia mengatakan ibu yang ingin hamil dalam kondisi lupus harus memastikan lupus mereda atau tidak aktif agar perkembangan janin dan kesehatan ibu terjaga dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter. Hindari juga risiko penyebab gejala lupus meningkat seperti paparan sinar matahari atau olahraga terlalu berat agar tidak terjadi kelelahan berat.*

 

Tags

Terkini