lifestyle

Ini dua penyebab mengapa anak mengalami speech delay

Rabu, 16 Oktober 2024 | 11:30 WIB
Ilustrasi orangtua menemani anak bermain media sosial pada gawai. (Pexel)



HARIAN MERAPI - Ini yang harus diperhatikan orang tua ketika anaknya mengalami speech delay atau terlambat berbicara.


Segera konsultasikan ke dokter agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak.

Hal tesebut diingatkan Pengurus Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A(K) dalam webinar ‘Mengenali Keterlambatan Bicara pada Anak’ yang dipantau di Jakarta, Selasa.

Baca Juga: Israel makin brutal, 85 persen konvoi kemanusiaan dihalang-halangi masuk Gaza Utara, ini reaksi PBB


Ia mengungkapkan terdapat dua faktor penyebab terjadinya keterlambatan bicara (speech delay) sehingga mengganggu tumbuh kembang pada anak.

"Keterlambatan bicara dua anak dikenali dari dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik," kata Fitri .

Fitri menjelaskan, faktor intrinsik menyebabkan speech delay tipe sekunder yang disebabkan oleh kelainan organ, gangguan saraf, gangguan perilaku, gangguan kognitif, termasuk di dalamnya juga keterlambatan perkembangan (maturation delay).

 

Sementara faktor ekstrinsik menjadi penyebab speech delay tipe primer, di mana keterlambatan terjadi pada aspek bahasa.

Baca Juga: DLH Bantul Sukses Lakukan Pengiriman Bahan Bakar Alternatif RDF dari TPST3R Argodadi

Secara umum, faktor ekstrinsik disebabkan oleh stimulasi yang kurang dan pembelajaran yang salah sehingga anak mengalami speech delay.

Menurut dia, kekurangan stimulasi terjadi karena pola asuh anak yang permisif misalnya menuruti kemauan anak tanpa menggunakan bahasa ucapan, tetapi hanya melalui gestur.

Kondisi ini diperparah dengan pola asuh yang overprotektif, di mana anak selalu dilayani kemauannya agar tidak menangis.

"Kalau hanya meraih tangan atau menunjuk saja sudah diberikan keinginannya dengan harapan agar anak tidak menangis, ini tidak memberi kesempatan anak belajar dengan benar. Harus diperbaiki dengan bahasa ucap," ujarnya.

Baca Juga: Telan Kekalahan Perdana, Shin Tae-yong Tidak Menduga Tim China Pakai Taktik Klasik

Lebih lanjut Fitri menyampaikan, pembelajaran yang salah biasanya terjadi karena anak dipaksa untuk bilingual atau belajar banyak bahasa di usia awal, alih-alih fokus belajar satu bahasa untuk berkomunikasi.

Halaman:

Tags

Terkini