HARIAN MERAPI - Orang tua harus mengenalkan berbagai makanan kepada anak.
Orang tua harus mencegah anak mengalami picky eater, karena bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang anak.
Peringatan tersebut disampaikan Nutrisionis Rawat Inap Anak dari Rumah Sakit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kiara Jakarta Ariek Ratnawati, S.Gz saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Baca Juga: Satreskrim Polres Sukoharjo Ringkus Pelaku Curas, Beraksi 6 Kali dengan Modus yang Sama
Ia mengatakan picky eater atau sikap anak memilih-milih makanan dapat memberikan sejumlah dampak buruk pada tumbuh kembangnya.
“Makanan yang monoton atau itu-itu saja tentu dikhawatirkan membuat anak kekurangan zat gizi tertentu, yang seharusnya bisa didapatkan dengan variasi makanan lainnya,” kata Ariek Ratnawati, S.Gz.
Ariek menyebut picky eater dapat terjadi akibat beberapa hal, misalnya kurangnya eksplorasi pada makanan, adanya masalah pada kemampuan makan (oromotor) anak atau gangguan sensorik lainnya.
Kondisi lingkungan seperti orang tua yang tidak menyukai beberapa jenis makanan tertentu, juga bisa jadi penyebab karena orang tua akan jarang atau tidak memperkenalkan makanan tersebut sama sekali.
Baca Juga: Jokowi Terima Penghargaan Order of Zayed dari Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan
Menurutnya, berbagai penyebab tersebut dapat berbahaya bagi kelengkapan asupan gizi anak yang dapat menunjang tumbuh kembangnya jadi lebih optimal. Bila berlanjut imun anak akan turun dan mudah terkena penyakit.
“Mungkin anak suka menu nasi dan telur setiap hari tanpa buah atau sayur. Dari segi zat karbohidrat dan protein mungkin sudah terpenuhi, namun vitamin dan mineral bisa kurang,” ujarnya.
Belum lagi perilaku tersebut dapat makin menjauhkan anak dengan makanan apabila tiba-tiba fokusnya beralih kepada gawai yang dimainkan atau program televisi yang ditonton.
Oleh karena itu, Ariek menekankan pentingnya memperkenalkan makanan bervariasi baik dari segi jenis dan zat gizi secara bertahap, melatih kemampuan makan hingga memantau tumbuh kembang anak mulai dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala bila anak kurang dari dua tahun.
“Kita bisa kembali ke feeding rules yang diterapkan apakah sudah konsisten atau belum yang dapat menjadi penyebab. Bisa kita siasati dengan makan dan meminum susu yang terjadwal misalnya,” kata dia.