Menurutnya, melestarikan batik tulis agar tidak punah salah satunya dengan membeli dan mengenakannya dalam kegiatan sehari-hari. Menurutnya, apa yang dilakukan tokoh publik dengan berkunjung ke Tjokrosuharto maupun gerai-gerai lainnya, adalah untuk merawat kelangsungan hidup perajin batik tulis, dan mereka yang memasarkannya.
Selama ini, komoditas Tjokrosuharto tidak hanya dikirim ke pasar domestik. Hasil kerajinan Tjokrosuharto juga sudah diekspor ke sejumlah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Di pasar mancanegara tersebut, batik tulis, pakaian upacara adat, dan pakaian tarian adat paling banyak dipesan konsumen.
Pesanan online tersebut dikirim melalui jasa ekspedisi. Sejak tahun 2009, Tjokrosuharto memilih JNE sebagai mitra pengiriman karena memiliki banyak keunggulan dibanding ekspedisi lainnya. JNE, lanjut Rifki, mempunyai respons kilat menanggapi permintaan pelanggan, serta memberikan solusi jika konsumen mengalami kendala.
"Ada layanan pick up, konsumen butuh dikirim cepat, hari ini atau besok harus sampai, bisa dipenuhi oleh JNE.
Ketepatan sampai tujuan dengan baik, handling bagus," ujar Rifki yang mengakui lonjakan kiriman terjadi pada saat pandemi Covid-19. Penjualan mayoritas berasal dari online.
Sebagai customer corporate, Tjokrosuharto menjadi salah satu pelanggan setia JNE. Komoditas Tjokrosuharto bisa dikemas dengan baik sesuai permintaan konsumen, entah itu keris, batik, hingga gebyok yang memiliki ukuran jumbo. *