lifestyle

Mengapa perempuan lebih berisiko terkena migrain dibanding pria, begini penjelasan dokter

Jumat, 14 Juni 2024 | 11:00 WIB
Ilustrasi - Serangan migrain pada perempuan. (Pexels/Andrea Piacquadio)


HARIAN MERAPI - Perempuan disebut punya risiko lebih tinggi terserang migrain dibanding laki-laki, apa sebabnya.

Dokter spesialis neurologi dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M.Biomed menjelaskan perihal masalah mengapa perempuan lebih berisiko mengalami migrain dibandingkan laki-laki.

"Perempuan mempunyai peluang untuk menderita migrain tiga sampai empat kali lebih sering dibandingkan pria," kata Restu dalam acara diskusi kesehatan yang digelar secara daring pada Kamis.

Baca Juga: Setelah ditutup sejak Agustus 2023, pendakian Gunung Arjuno Welirang dibuka pada 15 Juni 2024

Ia menjelaskan bahwa migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi. Gejala migrain bisa bertambah berat apabila penderitanya melakukan aktivitas fisik intens.

"Biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, ataupun pasiennya merasa sensitif terhadap suara atau cahaya terang," kata Restu, dokter sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Menurut dia, gejala migrain pada perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria.

Baca Juga: Tips mencegah gejala migrain muncul saat bekerja, salah satunya lakukan peregangan di sela beraktivitas 

Restu menjelaskan bahwa serangan migrain pada perempuan memiliki keterkaitan dengan hormon.

Peningkatan hormon estrogen pada perempuan, terutama dalam siklus menstruasi atau kehamilan, berperan dalam peningkatan kadar calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang bisa memicu serangan migrain.

"Pada wanita akan terjadi perubahan hormonal mulai dari pubertas, menstruasi, hamil, dan menopause. Dikatakan bahwa pada wanita estrogen memegang peran penting terhadap CGRP sebagai pencetus migrain," Restu menjelaskan.

Baca Juga: Inisiatif Khofifah Tampung Yatim Piatu Palestina di Ponpes Jatim Dilaporkan Prabowo ke Jokowi

Menurut dia, intensitas migrain pada perempuan biasanya mulai meningkat pada masa pubertas dan memuncak pada masa reproduksi serta menurun saat perempuan memasuki masa menopause.

 

Serangan migrain terus-menerus, Restu mengatakan, dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan gangguan emosional yang berujung pada masalah dalam bersosialisasi serta mempengaruhi pengasuhan anak pada penderita yang sudah berkeluarga.

Halaman:

Tags

Terkini